Grizelle datang tanpa menyadari kehadiran Raka. Dengan cepat Raka menyusul langkah Grizelle, lalu mensejajarkan langkahnya.
"Zel, hey.."
Grizelle tak menghiraukan dan terus berjalan.
"Zel, nanti istirahat ke kantin bareng gue, oke."
Tetap tak ada jawaban.
"Oke, lo gak jawab berarti iya."
Grizelle berhenti berjalan. Raka yang menyadari itu, ikut berhenti lalu mengernyitkan keningnya.
Grizelle menghadap Raka, lalu menatapnya lekat, "Gue ada salah sama lo?"
Raka mengedipkan matanya, "Mm.. enggak, gak ada."
"Terus ngapain dari kemaren ngikutin gue terus?"
"Gue pengen jadi temen lo, boleh kan?" balas Raka.
Grizelle memutar bola matanya, lalu kembali berjalan.
"Eh malah ninggalin gue!" Grizelle tak menanggapi gerutuan Raka dan terus berjalan.
Selepas mengantarkan Grizelle, Raka melanjutkan langkahnya ke kelas.
"Tumbenan lo masuk, biasanya bolos jam pertama," celetuk Reina sesaat setelah Raka duduk di bangkunya.
"Serah gue lah," balasnya lalu menarik kursi sebelahnya untuk ia tiduri.
"Noh kan, gak niat sekolah emang," sewot Cindy.
"Berisik, gue mau tidur."
Tak lama setelah menutup mata, ia merasakan ada yang menyentil keningnya kencang.
Karena merasa terganggu, ia membuka matanya. "Ah ilah, dibilang jangan ganggu gue!"
*Eh
Raka langsung terduduk ketika menyadari yang menyentil nya adalah bu Sri guru mata pelajaran Fisika, yang sekarang tengah berkacak pinggang memandangnya.
"Bu Sri cantik.. kok gak calling atau chat saya dulu kalau mau masuk? Kan saya belum siap siap," ucapnya memandang bu Sri dengan polos.
"Memangnya kamu siapa harus saya chat atau telpon? Berdiri sekarang!"
Raka langsung berdiri tegak mendengar bentakan bu Sri, tapi lain halnya dengan teman sekelasnya malah tertawa melihat wajah Raka yang tengah panik seperti pencuri yang tertangkap basah.
"Kampret lo, kok gak bangunin gue?!" bisik Raka pada Rico yang tengah cekikikan menatapnya.
"Bu, bu, si Raka bilang bu Sri galak banget," adu Rico yang langsung mendapat lemparan sepatu dari Raka.
Bu Sri melotot menatap Raka.
"Bu, nggak bu. Jangan percaya Rico, dia fitnah, astaghfirullah.." ucap Raka membela diri."Raka. Sekarang kamu keluar, dan keliling tanpa menggunakan sepatu. Dan bersihkan seluruh toilet tanpa terkecuali."
"Bu, mau saya nyanyiin gak? Gratis kok bu. Ini saya gak kasih tawaran ke sembarang orang loh, mau gak bu?" tawar Raka yang berharap bu Sri akan luluh.
"Gak. Suara kamu jelek, saya gak mau denger."
"HAHAHHAAA DI TOLAK."
"Saya ada di tim bu Sri!"
"Suara vokalis band nasional dikatain jelek, hahhaahhaha."
Kelas XI IPA 3 makin riuh, suara tawa memenuhi kelas. Karena siapa yang bisa menolak suara merdu dari seorang Raka? Baru kali ini vokalis sekaligus ketua band sekolah yang sudah berstandar nasional ditolak, dan dikatain jelek pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Girl
Teen Fiction"Jangan deketin gue, gue pembuat masalah." Raka melangkah, mengikis jarak mereka. "N-ngapain lo makin deket? Udah gue bilang, jangan deketin gue! Mau lo apa sih?!" tanya Grizelle frustasi bercampur gugup. "Gue penasaran sama lo. Dan lo nanya mau gue...