"Rak, jangan lupa nanti latihan."
Raka mengangguk, dengan tangan yang masih sibuk memetik gitarnya.
"Kemaren ngapain lo ke rumah Grizelle?" Varo duduk menyilang sambil memainkan handphonenya.
"Kepo lo," balas Raka.
"Kepo, kepo. Lo nyusahin gue kemaren ya, mana gue lagi sibuk, tiba-tiba nelpon," gerutu Varo.
Terdengar Alex tertawa pelan, "Sibuk apaan coba, makanin burung."
"Diem lo, itu lebih bermanfaat daripada lo yang kerjaannya nge game terus sampai mampus," balas Varo sengit.
"Tuh, lo makanin burung gak dapet apa-apa. Bantuin gue udah dapet gocap, lumayan kan. Biar ada guna juga lo jadi temen gue," ucap Raka.
"Lo ke rumah Grizelle? Buset gercep bener. Gue perlu berguru ke lo nih," kata Rico yang baru saja datang, lalu ikut bergabung.
"Gak menerima murid kayak lo," balas Raka cepat.
Rico mendengus sebal. "Lex, gue berguru sama lo aja deh."
Alex yang sibuk dengan handphonenya menoleh, "Gak."
Lagi-lagi Rico mendengus, "Seharusnya gue ini diperebutkan, malah ditolak. Awas nyesel."
"Lo jadi murid gue aja dah," kata Varo seraya menaik-naikkan alisnya.
"Ogah. Ada nya gue jadi babu kalau sama lo," balas Rico.
***
"Pssst! Grizelle.."
Ya Tuhan, bisakah dirinya menghilang saja sekarang? Grizelle benar-benar lelah untuk menghindari laki-laki itu.
"Bener tebakan gue, lo ada disini." Raka menarik kursi yang ada disebelah Grizelle, lalu mendudukinya.
"Diem. Ini perpustakaan gak boleh rame," ucap Grizelle tanpa menoleh.
"Iya tau, gue cuma mau duduk."
Setelah itu tak ada percakapan lagi. Raka melirik buku yang Grizelle baca, buku nya sedikit tebal dan usang.
"Baca apa sih lo? Serius banget, mana cuma dibolak-balik," bisik Raka.
Grizelle reflek langsung menutup buku itu, dan menoleh menatap Raka yang sekarang posisi wajahnya tak jauh dari dia.
"Kepo."
Raka sempat tercekat beberapa saat, lalu buru-buru menjauhkan wajahnya. Gadis itu semakin cantik jika dilihat sedekat itu.
Suasana berubah canggung, atau hanya perasaan Raka saja. Karena dilihat lihat gadis itu tak bereaksi apa-apa.
Laki-laki itu menelan saliva nya, lalu melihat kesembarang arah. "Beberapa hari kedepan kayaknya gue bakal jarang gangguin lo, deh."
Perkataan Raka berhasil menarik perhatian Grizelle dari bukunya, lalu menegakkan badan.
"Dua minggu lagi gue ada pertunjukan, jadi lebih banyak waktu buat latihan," jelas Raka tanpa diminta.
Pertunjukan?
Grizelle menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti.
Melihat wajah kebingungan Grizelle, Raka langsung menjelaskan. "Gue perform band. Masa lo gak tau gue anak band?"
Grizelle mengernyitkan dahinya, "Emang harus tau?"
Raka mencibir, "Harus lah. Cuma lo doang kayaknya yang gak tau."
"Ini udah tau."
"Iya, tapi karena gue yang kasih tau," balas Raka.
"Yang penting kan udah tau," ucap Grizelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Girl
Novela Juvenil"Jangan deketin gue, gue pembuat masalah." Raka melangkah, mengikis jarak mereka. "N-ngapain lo makin deket? Udah gue bilang, jangan deketin gue! Mau lo apa sih?!" tanya Grizelle frustasi bercampur gugup. "Gue penasaran sama lo. Dan lo nanya mau gue...