"Nah, udah rada tenang kan?" tanya Raka sambil menatap manik mata Grizelle.
Grizelle menahan diri untuk tidak menatap Raka juga, lalu menarik tangannya dari genggaman itu.
"Iya, udah. Lagian, gue emang gak kenapa-napa."
"Masih aja ngelak. Nih, gue tadi ke kantin buat beli minum sama gado-gado," kata Raka seraya menyodorkan sebotol minuman, dan gado-gado.
"Berarti lo gak latihan tadi?"
Raka menggeleng, "Enggak. Tadi ke kantin, terus mbak Wati keabisan es jadi harus nunggu lama."
Grizelle menerima makanan dan minum yang disodorkan Raka. "Makasih."
"Oke, sama-sama. Sekarang lo kepinggir gih, biar gue yang sapu lagi daun-daunnya."
"Gak. Gue juga mau nyapu," balas Grizelle.
"Gak usah. Lo abisin aja makanan sama minumannya, nanti pingsan gue gak mau gendong."
"Dih, siapa juga yang mau lo gendong," sewot Grizelle.
Raka tertawa pelan, "Makanya, sana makan dulu."
"Gue udah sarapan tadi pagi, jadi gak usah khawatir pingsan."
"Ya udah deh, terserah nona Grizelle aja."
Akhirnya mereka berdua yang membersihkan kembali kekacauan Clarissa, dan menyelesaikan hukuman itu.
Raka terkekeh, "Capek?"
Grizelle yang merasa ditanya menoleh, "Lumayan.."
"Sekarang lo makan itu gado-gado nya, gak tau bakal enak apa enggak kalau udah dingin. Atau mau gue beli lagi yang baru?" tanya Raka yang langsung mendapat pelototan dari Grizelle.
"Enggak ah, ini aja," tolak Grizelle seraya melahap gado-gado yang telah dingin itu.
"Abis ini langsung masuk kelas?" tanya Raka.
"Enggak, mau ke perpustakaan," balas Grizelle.
"Ngapain? Gue perhatiin lo suka banget kayaknya disana."
"Mm.. ada lah pokoknya," jawab Grizelle yang membuat Raka semakin penasaran.
"Okay, gue ke ruang musik dulu ya mau latihan," pamit Raka yang dibalas anggukan dari Grizelle.
***
Grizelle menelisik jarinya di sela-sela buku yang baru akan ia ambil, lalu segera mencari tempat duduk yang nyaman.
"Sampai kapan gue bakal cari tahu?" gumamnya.
Jarinya menelusuri tiap lembar buku itu seperti sedang mencari tahu sesuatu. Pandangannya sangat teliti membaca setiap untaian kata yang ada di selembar usang itu.
Ia membuang napasnya lalu menatap langit-langit. "Kenapa sulit banget .."
Setelah buku itu selesai ia baca, ia segera mengembalikan dan kembali mencari buku yang lain.
Grizelle menggigit bibir bawahnya, menyentuh setiap buku yang ia rasa akan membantunya. Namun lagi-lagi ia ragu dan mendorong nya kembali ketempat.
Sudah satu tahun lebih ia selalu mencari informasi tentang seseorang di buku sejarah sekolah atau buku artikel sekolah yang lama namun nihil, ia tak menemukan apapun.
Lagi-lagi ia membuang napasnya. Rasanya seperti setiap ia mencari tahu, semakin sulit mendapat informasi.
"Hai, kamu lagi cari apa?"
Suara asing menyadarkan lamunannya. Grizelle menoleh, menatap seorang laki-laki yang entah darimana muncul disebelahnya sambil melihatnya bingung.
"O-ouh enggak gue lagi nyari data seseorang," jawab Grizelle seadanya dan kembali meneliti buku-buku di rak lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker Girl
Подростковая литература"Jangan deketin gue, gue pembuat masalah." Raka melangkah, mengikis jarak mereka. "N-ngapain lo makin deket? Udah gue bilang, jangan deketin gue! Mau lo apa sih?!" tanya Grizelle frustasi bercampur gugup. "Gue penasaran sama lo. Dan lo nanya mau gue...