Chapter 11

2.3K 164 42
                                    

"Kau mempunyai hubungan spesial dengan Uchiha Sasuke?"

"Apa yang kalian bicarakan? Tentu saja tidak."

"Jangan bohong, kau pikir kami tidak tahu?"

"Sasuke sudah kuanggap sebagai saudaraku, tidak lebih."

"Lalu kau bisa jelaskan bagaimana Uzumaki Menma bisa ada di dunia ini?"

"..."

"Jangan bertindak semaumu, kau memang kandidat kami tetapi kedudukkan kami lebih besar. Ingat kau punya desa dan istri yang harus kau lindungi!"

"..."

"Aku harap kau bisa memilih, desamu atau dia? Jika kau memilih dia, sama saja kau mengkhianati konoha dan juga istrimu!"

"..."

"Hei Kurama, tolong bantu aku mencarinya."

DEG

Naruto membuka matanya dengan gusar. Pemuda uzumaki itu mengusap kening tan-nya yang berkeringat. Ia tak pernah bisa tidur tenang lagi. Naruto selalu dihantui bayangan akan masa lalu dan penyesalannya sekarang. Ia dikekang oleh penyesalan itu sampai tak berdaya. Terkadang suara tetua konoha datang dalam mimpinya dan berusaha mempengaruhinya. Suara yang memaksanya untuk kembali ke konoha dan berjalan diatas bidak catur. Naruto sadar ia kini hanya boneka yang skenarionya sudah diatur sedemikian rupa.

Ini entah hari keberapa Naruto tak ingat lagi. Naruto pergi berkelana ke gunung myoboku tanpa memberitahu Kakashi dan tetua konoha. Perjalanan panjang ini terasa seperti perjalanan spiritual baginya. Ia merasa lebih tenang dan dapat berpikir jernih.

"Sasuke... kau dimana?" batin Naruto berkecamuk hebat sampai rasanya akan hilang kewarasan. Ia terus memikirkannya sepanjang hari. Masih adakah cara untuk menebus rasa bersalahnya? Ia sudah berjanji ingin melindungi Sasuke dan Menma, tetapi ia gagal. Ia mengkhianatinya.

Oleh karena itu, Naruto ingin mengunjungi tetua katak. Ia ingin meminta ramalan dari Gamamaru. Tidak ada sedikitpun niatnya untuk tahu jikalau takdir ia dan Sasuke masih bisa bersama. Naruto hanya ingin tahu takdir Sasuke dan anak mereka. Baginya, tak ada yang bisa ia lakukan selain itu. Naruto tidak tahu lagi harus mencarinya kemana. Bagaimana ia harus meminta maaf bahkan ia rela jika Sasuke berniat menghajarnya sampai tunbang. Naruto tak peduli. Ia hanya ingin Sasuke menerima permintaan maafnya.

Bagi Naruto, jika memang mereka tidak bisa bersama, mungkin tidak apa-apa. Ia hanya ingin Sasuke hidup tenang, tanpa memikul beban dipundaknya seperti dulu. Naruto ingin Sasuke bahagia tanpa membawa beban apapun, dan memang harus begini caranya. Ia tak mungkin hanya diam dan membiarkan semua ini terjadi.

Naruto sudah melewati beberapa minggu yang panjang untuk berkelana mengasingkan diri dan juga menuju ke gunung myoboku. Ia pergi sendirian dengan meninggalkan Hinata dan tidak menggunakan ikat kepala sebagaimana shinobi konoha pada umumnya. Naruto benar-benar melepaskan hal keduniawian yang mendorongnya dalam penyesalan terbesar.

Demi Konoha, ia harus menikahi Hinata.

Demi Konoha, ia harus membuat Sasuke pergi.

Demi Konoha, ia harus melihat Sasuke menerima misi untuk membunuh anaknya sendiri.

Demi Konoha, ia harus membuat Sasuke dan Menma yang berkorban untuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang