Sasuke tahu, ia tidak boleh berlama-lama disana atau akan timbul masalah. Setelah meninggalkan catatan kecil, ia bergegas pergi di pagi-pagi buta sebelum Naruto terbangun. Ugh, bahkan pakaiannya masih terasa lengket karena kegiatan semalam. Saat ini tidak ada hal terpenting selain menghilang dari sana.
Kini ia sedang duduk melamun di pinggir sungai sembari menyenderkan tubuhnya di batang pohon. Tangannya memandangi dengan datar secarik kertas di genggamannya. Kertas yang sudah ia baca ulang sejak beberapa menit lalu.
Berhati-hatilah disana, Menma sangat ingin bertemu denganmu.
Entah berapa kali Juugo mengirimi kertas seperti ini, memintanya pulang hanya karena satu alasan, yaitu Menma.
Sasuke tentu saja enggan, karena masih banyak penebusan dosa yang harus ia lakukan. Ia juga terlalu optimis dengan rekannya yang berambut orange itu. Ia selalu percaya Juugo dapat merawat Menma dengan baik. Bahkan mungkin Juugo bisa menggantinya sebagai sosok orang tua untuk Menma.
Sasuke tidak pernah melihat lagi Menma sejak hari itu, tetapi wajahnya masih ia ingat. Ia menimbang, Naruto telah menyadarkannya semalam. Mungkin tidak ada lagi harapan agar Naruto terus berada disisinya, ia telah menikah dengan orang lain. Tapi bagaimanapun juga Menma akan selalu ada, ia akan terus tumbuh sampai ia bertanya 'siapa orang tuaku?'. Hal itu yang selalu Sasuke takutkan.
Sasuke sadar dirinya egois. Ia menginginkan Menma ada, tapi ia tak mau berada disisinya. Bukankah hal itu sangat menyakiti Menma. Anak itu masih kecil dan tak tahu apapun, namun ketika Menma sudah besar, Sasuke yakin Menma akan marah padanya.
Sasuke dengan sengaja menggesekkan jarinya di ranting pohon yang tajam dan melakukan kuchiyose no jutsu.
POOF
"Apa yang anda butuhkan dari saya, Sasuke-sama?"
Seekor ular raksasa berwarna ungu dengan mata hijaunya yang berkilau tajam menampakkan dirinya. Hewan melata itu sedikit menundukkan kepalanya untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada sang tuan. Sasuke menyerungai kecil. Aoda memang sangat berbeda dengan Manda.
Manda adalah ular yang sangat arogan dan membenci manusia, bahkan tuannya sendiri, sedangkan Aoda sangat loyal dan tunduk.
"Kau tidak perlu melakukan apapun." jawab Sasuke tenang. Ia hanya membutuhkan teman cerita, namun terlalu menyedihkan dirinya yang tak punya siapapun lagi. Teman dan saudara—Sasuke tak punya.
Aoda menatap tuannya dengan tatapan tanpa ekspresi.
"Kenapa anda memanggil saya, Sasuke-sama?"
Sasuke kini duduk menyender pada tubuh besar Aoda.
"Aku kesepian."
Aoda selalu menjadi teman dalam perjalanan Sasuke. Ketika sang uchiha duduk sendirian di tengah malam yang sunyi, ia akan memanggil Aoda, membiarkan ular raksasa itu diam dan mendengarkan semua ceritanya. Dari yang tidak penting sampai ke cerita hidupnya yang menyedihkan, Aoda setia mendengarnya.
"Ah... anda pasti ingin bercerita tentang dia lagi." Aoda sedikit manggut-manggut. Ular itu sudah paham apa yang terjadi dengan tuannya. Sasuke sering bercerita tentang Menma kepadanya.
"Menurutmu, apa yang harus kulakukan?" tanya Sasuke. Satu-satunya tangan yang ia punya terulur untuk mengusap tubuh bersisik Aoda dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer
FanfictionSasuke menyandang marga uchiha dengan takdirnya yang menyedihkan karena telah melahirkan seorang anak yang sangat tidak diharapkannya. NARUSASU. CHAPTER 11 UPDATED. ©Naruto belongs to Masashi Kishimoto