[03] ALDRO

431 79 20
                                    

Happy reading
.
.
.

Aldro menyimpan banyak hal, dari keserakahan orang-orang petinggi rumah sakit Aldro. Hingga menjadi saksi bisu tentang sebuah vaksin yang dibuat oleh beberapa profesor, untuk melenyapkan manusia secara perlahan.

Johnny sudah bertugas hampir dua bulan lama nya. Ia berjaga di sebuah lorong, bersama dengan anak-anak aparat tentara lainnya.

"Kau tahu?"

Johnny melirik orang yang tengah mengajaknya berbicara, "Apa?"

"Profesor dan ilmuan meluncurkan sebuah vaksin untuk lansia, dan ibu hamil. Kata nya penguat imun." ujar teman Johnny, Kim Mingyu.

"Benarkah? apa orang seperti kita juga mendapatkan nya?" tanya Johnny kemudian.

"Jika kau mau, silakan. Tapi aku tekankan, jangan terlalu percaya dengan pihak rumah sakit ini."

"Why? ada masalah?" Johnny nampak mengerut kan alisnya menyatu, fokus mendengarkan ucapan Mingyu.

"Aku dengar, mereka meluncurkan vaksin baru hanya untuk uang. Jadi harga vaksin sangatlah mahal, aku rasa kita tak mampu mendapatkan suntik vaksin tersebut." tutur Mingyu, Johnny mendecak sebal seketika.

Bukan karena apa, Mingyu ini terlalu banyak bergurau ria. Bahkan bisa melupakan pekerjaan wajibnya.

Drek...

Bunyi roda bangkar terdengar di ruangan bawah tanah, rumah sakit Aldro. Bangkar berisikan tubuh manusia yang kurus kering, telihat kaku dan tak bernyawa.

Semua para tentara nampak histeris, pandangan mereka hanya tertuju pada petugas rumah sakit yang membawa bangkar berisi mayat.

"Aku Seo Johnny, sersan angkatan darat yang bertugas di ruang bawah tanah Aldro. Kenapa mayat itu kau bawa di ruang bawah tanah rumah sakit ini? bukannya dia harus di kremasikan?" Johnny menanyai hal itu pada petugas rumah sakit.

"Dia tidak memiliki keluarga, jadi mayat ini dibawa kesini." jawab si petugas rumah sakit.

Johnny mengernyitkan dahi, selama 2 bulan ia berjaga di tempat ini. Ia selalu mendapati tubuh mayat-mayat yang tergeletak di balik pintu besar itu. Si petugas melelang masuk ke arah pintu yang sudah terbuka lebar. Mengedarkan senyuman kecil, begitu kecil. Seperti meremehkan Seo Johnny.

Mingyu menarik tangan Johnny cepat, "Kau lihat kan? petugas itu nampak berbeda?!"

Johnny mengangguk, "Setiap ada petugas yang membawa mayat kemari, jawabannya selalu sama." lanjut Mingyu kembali.

"Kau benar, ini sangat mencurigakan. Bisa kah kau menyelidikinya?" pinta Johnny.

"Apapun untuk mu, di laksanakan sersan!"

Johnny mengulas senyumnya. Semoga saja apa yang ia pikirkan saat ini, bukanlah hal nyata.

.
.
.

Hendery mendapati sang ibu yang memuntahkan isi makanan lewat mulutnya. Ia khawatir dan nampak panik. Ibunya ini pasti keracunan makanan, yang di buat oleh Chitta sendiri.

Darkness Of The World || JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang