[04] Kabar Gembira

376 76 13
                                    

Happy reading
.
.
.

Sinar matahari menghiasi langit biru sekarang, fajar sudah lewat. Tidak- Chitta tidak terlambat, hanya saja Hendery yang masih tertidur pulas.

"Jagoan, apakah kau begitu lelah?" Chitta sedari tadi mencoba membangunkan anak sulungnya, namun nihil tak ada peningkatan.

"Mom, aku ingin belajar di rumah saja. Aku tidak ingin di sekolah, itu sangat membosankan." ucap Hendery parau, suara agak serak yang dapat di dengar oleh Chitta sendiri.

"Jadi? kau ingin sekolah atau berhenti sekolah?"

Hendery bangun jengah, ucapan ibunya membuat ia menjadi kesal sedikit.

"Mom, tentu saja bersekolah tapi belajarnya di rumah." tukas nya.

Chitta mengangguk perlahan, menatap netra coklat sang anak begitu lama.

"Kau masih kecil sudah berpikir jenuh, jangan seperti itu. Mom hanya ingin kau sukses kedepannya." Hendery mengeriut, ia memeluk sang ibu. Menenggelamkan kepalanya ke perut bundanya,

"Hei jangan erat sekali memeluk Mommy, nanti adik mu kesakitan." ucap Chitta membuat Hendery dengan segera bangun dan terduduk.

"Mommy are you kidding me?" tanyanya sedikit menuntut.

"No, it's not a jokes. Mommy tidak berbohong."

Hendery membinarkan wajahnya seraya tersenyum kearah sang ibu, akhirnya dia akan menjadi seorang kakak.

"Woah!! papa beneran serius dengan ucapannya." ucap Hendery menyeru.

"Kau tidak marah mempunyai adik?" tanya Chitta.

"Nope, untuk apa marah? malah aku akan senang sekali memiliki banyak adik." katanya begitu semangat.

"Kalau begitu aku dan papa akan buat lagi setelah adik mu yang ini lahir," gurau Chitta pada Hendery.

"Owh no! aku tidak ingin kau memikul beban seorang diri mom, kau hamil disaat papa tengah bertugas. Aku tidak tega melihat mu seperti itu," ujar Hendery begitu memelas.

"Aku tahu apa yang akan kau katakan. Sayang, mommy hanya bercanda."

Hendery memeluk tubuh Chitta, sedangkan Chitta mengelus punggung kecil sang anak. Ia menyayangi Hendery, benar-benar sesayang itu. Bahkan ia ingin meminta maaf, karena membuatkan adik kecil untuk Hendery. Dan nampak tersentak dengan respon Hendery yang bersemangat untuk menyambut adiknya.

"Mommy jaga kesehatan mu, aku harap kita masih bisa hidup damai beberapa bulan kedepan." ucap anak itu penuh makna.

Chitta mengulumkan bibirnya, seraya mengangguk. "Mommy akan sehat, jika kau terus berada disamping mommy."

"Aku akan menjaga mommy, seperti pesan Papa." tukas si anak seraya menampilkan senyumannya.

.
.
.

Mingyu tengah menghampiri Johnny disebuah camp khusus tentara.

"Kau seriusan akan pulang?" tanya Mingyu. Johnny mengangguk seraya merapikan kopernya,

Darkness Of The World || JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang