[09] Terjebak

398 76 25
                                    

Happy reading
.
.
.

Mobil milik Chitta melaju begitu kencang dan cepat. Tiba di parkiran yang penuh dengan banyak kendaraan, namun sangat sepi.

"Mom," panggil Hendery dengan nada rendah.

"Eugh?"

Byun Baekhyun menatap sekeliling sisi luar mobil, merasa nampak aman. Tapi di dalam benaknya sedikit rasa gundah. Tidak yakin jika parkiran bandara terasa aman, atau tak tersentuh dari kalangan zombie.

"Apa kau yakin, ingin keluar dari mobil?" tanya Chitta dengan perasaan gelisah.

"Bibi ini, kau tidak membawa kami pada tawanan zombie itu kan?" desak Hendery kembali. Anak ini benar-benar sarkas pada Byun Baekhyun, melihat wajah Baekhyun secara detail pun ia tak ingin.

"Ayolah bocah! aku tidak sejahat itu, walaupun kau tak menyukai ku, aku tidak akan membiarkan diri mu dan ibu mu di serang oleh para mayat itu." Baekhyun meruntuk ucapan Hendery dengan banyak ocehan.

"Ya, karena aku tidak terlalu yakin pada bibi ini." ujar Hendery begitu ketus.

"Kenapa kalian bertengkar? ah!" Chitta merasakan tendangan pada perutnya yang teramat sakit. Meringis perlahan seraya mengatur napasnya kembali.

"Mom, kau baik-baik saja kan?" tanya Hendery yang kini linglung.

"Coba kau elus dulu perut ibu mu, siapa tahu lebih mendingan." Baekhyun berujar, menyuruh Hendery untuk menyentuh perut besar sang ibu. Perlahan tangan kecilnya menempel pelan pada perut Chitta yang nampak bergerak. Ini kali pertama Hendery menyentuh perut sang ibu.

"Jangan di sentuh saja! elus sebentar." runtuk Baekhyun lagi. Dengan tatapan kesal seraya mencebik pada Baekhyun, Hendery perlahan mengelus perut besar Chitta. Ternyata mendapatkan respon juga, perlahan rasa sakit di perut Chitta semakin hilang. Benar anjuran dari Baekhyun, perut Chitta seperti tak merasakan rasa sakit lagi.

"Sudah baikan," ujar Chitta.

"Kalian tunggu lah disini, aku akan keluar sebentar." tukas Baekhyun sekarang.

Chitta menoleh sebentar, "apa maksud mu? kami membiarkan mu di luar begitu saja?" gerutu Chitta.

"Mau tidak mau aku harus mengecek situasi, kita tidak bisa berdiam terus." gelak wanita bermarga Byun.

Baekhyun mengambil tas berisikan banyak senjata, senjata milik suaminya yang ia bawa. Tentu saja ini untuk keselamatannya juga.

"Kau bisa memakai senjata api ini kan? bawalah untuk berjaga-jaga." Baekhyun memasukan beberapa peluru di dalam senjatanya, dan menyimpan sisa peluru untuk jaga-jaga.

"Bisakah kita masuk kedalam saja? ah bukan, maksud ku lebih dekat di pintu inter itu." pinta Hendery.

"Hm, tentu."

Baekhyun melagaskan kembali mobil itu dengan laju yang cepat. Bandara ini benar-benar sepi dari perkiraan, tak ada aktivitas di bandara tersebut. Semua seperti kota mati sekarang.

Chitta ingin membuka pintu mobil, namun dicegat oleh Baekhyun. "Jangan gegabah, pakai pelindung pakaian ini. Kau juga bocah!"

Darkness Of The World || JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang