[01] Dinas Lama

593 93 27
                                    

Happy reading
.
.
.

Kesunyian malam memenuhi atmosfer ruang kamar tersebut, Hendery sudah tertidur pulas di pelukan sang ibu. Sedangkan Chitta masih setia menepuk bokong Hendery seraya mengusap punggung anaknya dengan lembut.

Pintu kamar Hendery terbuka perlahan menampilkan sosok pria perawakan tinggi dengan rahang yang tegas. Seo Johnny menghampiri Chitta di atas ranjang, sesekali mencium pipi istrinya yang cantik.

"Kenapa?" tanya Chitta, suaranya sangat parau dan kecil. Ia tidak ingin membangunkan Hendery karena suaranya.

"Dia sudah tidur, saatnya giliran ku" ujar Johnny, pria ini menarik pelan tubuh Chitta dari ranjang itu.

"Kau ingin apa? kecilkan suara mu itu John!" peringat Chitta, tanpa basa-basi Johnny mengendong tubuh Chitta dan perlahan keluar dari kamar Hendery.

Untungnya Hendery benar-benar terlelap, dia tidak terusik dengan suara-suara aneh. Karena Chitta sudah memberi sumpelan kapas sebelum Hendery tertidur.

Di kamar utama pun Chitta di turunkan dari ranjang, perlahan bibir mereka saling menyatu dan terjadi ciuman panas penuh gairah.

"Hem, Kau ingin apa John.. ini sudah malam" tandas Chitta ketika Johnny memberikan tanda kecupan pada leher jenjangnya.

Johnny tak mengubris ucapan sang istri, dirinya hanya fokus dengan kecupan hangat yang lama itu.

"Ayo buat adik untuk Hendery" ajak Johnny dengan tatapan yang memelas.

"Kau dinas lama, bisakah aku menjaganya tanpa mu nanti?" tukas Chitta membuat Johnny menghela napas.

"Haha, aku bercanda sayang. Jangan marah, ku pastikan aku akan pulang dengan cepat. Dan menyambut anggota keluarga baru kita" Johnny mengusap dahi Chitta yang mengeluarkan sedikit keringat.

Chitta menepuk pelan pipi suaminya, mengangguk dibawah kungkungan Johnny. Malam itu benar-benar malam kedua yang indah menurut Johnny dan Chitta.

Sentuhan hangat Johnny menghipnotis Chitta seketika, tanpa sadar mereka hanyut kedalam rasa nafsu birahi yang bergairah.

.
.
.

Paginya, Johnny menyeruput kopi panas yang di buat oleh mesin serba guna. Alat yang canggih pada masanya. Tunggu, kenapa tidak Chitta yang membuatkannya kopi panas? Jawabannya Chitta terlalu lelah untuk bangun dipagi hari, akibat aktifitas mereka malam tadi.

Sembari membaca koran harian, pria ini bersiul sejenak. Anak laki-lakinya sudah menghampiri dirinya yang tengah membaca berita terbaru.

Hendery menatap papanya dengan sinis dan kesal, memencet tombol mesin serba guna itu dengan asal, Hendery akhirnya mendapat roti bakar yang keluar dari mesin serba guna.

Memakan roti berselai coklat dengan nikmat, Hendery masih menatap papanya kesal. Lebih baik menyantap roti buatan mommynya ketimbang melahap roti dari mesin, karena rasanya jauh berbeda.

"Kau kenapa jagoan?" Johnny beralih melirik intens putranya yang tengah melahap roti bakar.

"Kau membuat mommy sakit! sudah kuduga ini akan terjadi" celoteh Hendery malas.

Darkness Of The World || JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang