Happy reading
.
.
.Beberapa bulan kemudian,
Bahkan hingga kini, kebenaran tentang vaksin tersebut belum terungkap.
Banyak lansia dan ibu hamil ikut dalam program pemerintah untuk melakukan vaksin imun, namun beberapa bulan mereka malah makin kurus dan ada yang meninggal.
Tapi para profesor tidak menyadari, bahwa vaksin yang mereka edarkan pada masyarakat dinyatakan gagal.
Semua bungkam, setelah pihak Aldro mendapat laporan dari tentara yang bertugas di ruang bawah tanah Aldro. Mereka mendengar seperti suara kehidupan di dalam ruangan besar, yang dulunya merupakan kamar mayat yang meninggal akibat vaksin imun tersebut.
Sungguh membingungkan bukan?
Pemerintah yang mengesahkan untuk diharuskan vaksin pun juga ikut bungkam sampai detik ini. Apalagi, pihak media. Mereka juga di bayar untuk tetap diam dan tidak mengekspos berita tersebut ke seluruh awak media.
Bagaimana pada akhirnya dunia ini? hanya karena keserakahan dan ketamakan segelintir orang besar hanya untuk diri sendiri, semua juga ikut terkena imbasnya.
.
.
.Perut Chitta kian membesar, tentu saja karena kehamilan yang sudah menuju sembilan bulan. Dan, menghitung beberapa hari lagi ia akan menyiapkan kelahiran untuk anak keduanya.
Mengelus pelan perutnya yang agak menonjol, Chitta mendapat respon dari janinnya. Janin yang di kandung oleh Chitta menendang pelan perutnya.
Ngomong-ngomong, suami Chitta sedang bertugas di Jeju sekarang. Sudah terhitung hampir empat bulan berjaga di daerah Jeju. Bahkan Johnny sempat bercerita pada Chitta, bahwa Jeju sepertinya wilayah yang aman. Karena penjagaan ketat, pasti hal itu juga faktor dari keamanan wilayah.
"Chitta-ssi, apakah kau akan membuka toko besok?" tanya seorang pengunjung.
"Mungkin saja? tergantung situasi besok." jawab Chitta begitu ramah.
"Toko mu sangat ramai pengunjung, pasti kualitas makanan disini sangat enak. Apalagi, para karyawan mu sangat ramah kepada pembeli." sanjung wanita paruh baya tersebut.
"Ya, tidak seperti yang kau lihat nyonnya. Kau bisa berkunjung besok dan seterusnya." ucap Chitta kembali.
Wanita yang tengah berbadan dua ini tersenyum hangat ke arah wanita yang terlihat sudah lansia, namun badannya masih sehat bugar.
"Kau tidak ingin memberi resep rahasia, bagaimana bahan-bahan kue yang kau pakai?" goda wanita tersebut.
"Seperti bahan pokok untuk membuat kue, aku tidak punya bahan spesial yang aku campurkan."
"Ah begitu.."
Wanita tua itu nampak lesu, padahal keinginannya juga ingin membuat kue di rumah agar tidak membeli lagi di luar.
"Tapi kau bisa bergabung di dapur toko jika ingin membuat kue, dan tentu saja ini gratis." ujar Chitta.
"Kau serius?" Chitta pun mengangguk kemudian, memang benar kan, dia orang yang tidak main-main dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Of The World || JohnTen [✔]
FantasyKegelapan dunia hingga keserakahan hanya untuk kepentingan pribadi, mengurangi populasi manusia ditahun 2069. Bisakah Chitta Seo bisa menyelamatkan keluarga kecilnya? Note: • Gs Warning!!! • Bahasa semi baku. • Berusaha untuk tidak receh. • Kalau...