[10] Final

658 91 61
                                    

Happy reading
.
.
.


Dunia sudah tidak kondusif, semua manusia tengah berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Sekarang, hanya hidup dan mati.

"Bagaimana ini?" Tanya Seokjin yang ketakutan.

"Kalian tolong tenangkan wanita ini," Titah Kim Mingyu.

"Bibi, paman suami mu pasti akan selamat! Percayalah pada kami." Ujar Hendery menyemangati wanita tersebut.

"Hendery, kau bisa menghantam pintu besi itu dengan sarung aluminium yang kau kenakan?" Pinta Baekhyun, Hendery mengangguk dan menyanggupi permintaan dari Baekhyun.

Pintu kecil yang mereka gunakan untuk masuk tidak bisa di pungkiri untuk keselamatan mereka, makanya Mingyu menyuruh Hendery untuk menghancurkan pintu sebelah yang terkunci agar mereka bisa pergi ke tempat lain.

Ruangan begitu gelap dan lembab, ponsel mereka pun tidak ada sinyal sama sekali. Mingyu menggunakan handphone nya untuk di jadikan senter.

Pencerahan pun sangat besar, begitu terang ruangan tersebut. Penuh dengan box kayu.

"Hendery lebih cepat lah!" Pekik Chitta yang menahan rasa sakit pada perutnya lagi.

"Kalian tolong bantu aku untuk memindahkan box kayu ini pada depan pintu." Pinta Mingyu kemudian, mereka pun mulai menata beberapa box kayu di area pintu yang akan terbuka karena para zombie tersebut mencoba untuk mengigit.

"Bedebah, tolong bantu anak kecil tersebut!" Pekiknya baekhyun pada semua orang yang berada disana.

Hendery dengan sekuat tenaga memukul pintu yang terbuat dari besi. Ayolah, anak ini masih terbilang muda untuk menghancurkan benda keras tersebut.

Hantaman demi hantaman sudah hendery kerahkan kekuatannya, namun nyatanya ia tidak mampu untuk menghancurkan pintu tersebut.

"Seseorang tolong bantu aku!" Jerit Hendery.

Ada sekitar 3 orang pria dewasa menghampiri Hendery yang sudah kewalahan akibat menghantam pintu besi tersebut.

"Mari ku bantu," Tangan pria dewasa tersebut mengulur kearah Hendery.

Mereka pun mulai membantu Hendery dengan cara menghancurkan dengan beberapa box bagi yang menggunakan tangan kosong. Ada pun yang menendang pintu tersebut dengan kaki.

"Chitta-ssi, kau tidak apa-apa?" Tanya Baekhyun yang nampak gelisah karena Chitta tengah menahan sakit saat membantu Baekhyun dan Mingyu untuk menaruh box di depan pintu.

Napasnya terengah-engah, ia mengatur napasnya kembali. "Aku baik-baik saja,"

"Kita akan selamat, percaya pada ku." Chitta mengangguk paham, situasi saat ini sudah tidak memungkinkan hanya untuk berdiam diri. Ia juga harus bertindak untuk menyelamatkan kedua anaknya.

.
.
.

Sisi lain Johnny mengambil alih alat komunikasi, "jangan mengebom! Masih ada manusia yang perlu di selamatkan!" Jelas pria tersebut.

"Test! Sajang-nim, sudah tidak ada yang bisa di selamatkan lagi di korea. Agar mereka tidak menyebar ke seluruh dunia, kita harus membunuh mereka semua!"

"Jangan egois! Masih ada istri dan anak ku yang masih selamat!" Johnny sontak memekik.

"Kita tidak bisa membantu orang lain lagi sajang-nim! Kau yang seharusnya jangan egois!"

"Bedebah!"

Johnny menyuruh Chanyeol untuk cepat menuju bandara di seoul.

"Bagaimana ini? Mereka akan meledakkan satu korea." Johnny frustrasi, apalagi handphone dari mingyu tidak bisa di hubungi. Sudah pasti sinyal tidak terjangkau di ruang bawah tanah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Darkness Of The World || JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang