[08] Menyelamatkan Diri

391 81 45
                                    

Happy reading
.
.
.

Chitta nampak tersentak, posisinya kali ini tengah bertelpon dengan sang suami. Tatapannya terfokuskan ke layar led yang tengah tertempel di salah satu dinding.

Berita penyebaran zombie? dunia ini benar-benar gila.

"Sayang! selamatkan dirimu! kalian harus tiba di perbatasan Jeju sebelum 5 hari kedepan. Cepat!!!"

Chitta menelan salivanya kasar, menatap kerumunan orang-orang di tengah tempat pengunjung. Ada banyak suara pekikan di meja salah satu pengunjung.

Wanita yang tengah berbadan dua tersebut seketika langsung terkesiap, ketika wanita tua yang tadi ia ajak berbicara beberapa menit lalu mulai menyerang pengunjung lain.

"Nyonya! keluar dari sini, di sini sudah bahaya!" pekik salah satu pegawai Chitta yang ingin mengajaknya Chitta ke tempat aman.

"Halo! halo Chitta! kau dimana sekarang?!" pekik Johnny yang penuh dengan ke khawatiran.

"Ada apa sebenarnya ini?! semuanya kenapa?!" Chitta nampak gusar dan linglung mendapati jalan raya penuh dengan mobil dan menjadi macet.

Semua orang yang di pandangannya tengah berlari seperti di kejar-kejar. Tunggu, apa yang terjadi dengan dunia ini?

"Tidak banyak waktu mu untuk berdiam Chit! cepat pergi ke Jeju dan jaga dirimu dan anak-anak kita, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar kau tiba di Jeju besok!"

Chitta kalang kabut sekarang, ia bingung. Menoleh ke arah tokonya yang menampilkan makhluk seram, Chitta dengan segera menggeleng-gelengkan kepala.

Tatapannya menyipit ketika melihat sang anak dengan riang di perbatasan jalan seraya melambaikan tangan.

"Mommy!"

Satu-satunya untuk menyelamatkan diri dari makhluk seram tersebut, dengan cara lari ke bandara. Pasti ada penerbangan ke Jeju hari ini, semoga saja.

Chitta dengan sekuat tenaganya berlari menghampiri sang anak yang senyum sumringah ke arah sang ibu. Namun ternyata, disisi kiri Hendery terdapat mayat hidup yang coba berlari mengarahnya.

Hendery sontak terkejut, apa yang ia takutkan sudah terjadi.

Grep

Hendery tertarik sesaat Chitta sudah meraih tangan mungil anak tersebut, setelah itu mereka berlari mencari mobil Chitta yang terparkir dekat sana.

Dug

Suara bantingan pintu yang cepat dan kencang, Chitta kemudian menghidupkan mobilnya dan segera menancap gas sekitar 80 km/jam.

"Akh! mom! pelan-pelan!" pekik Hendery seraya mengaduh kesakitan karena kepalanya terpentung dashboard mobil.

"Kita sudah tidak punya waktu lagi, kita harus ke bandara sekarang." ucap Chitta dengan getir seraya fokus menyetir.

Hendery mengotak-atik ponselnya, mencari kontak teman-temannya. Nihil, tak ada jawaban dari teman-temannya.

"Huh, ku rasa mereka juga akan menjadi zombie." gumam Hendery seraya mengeluh.

Darkness Of The World || JohnTen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang