Biasakan tekan vote terlebih dahulu sebelum membaca.
Happy Reading📖💛
Tok tok tok!
Mendengar suara pintu yang diketuk itu, sontak membuat Selin menghentikan aktifitas membacanya.
"Selin? Boleh Mama masuk?" tanya Rima ---Mamanya--- dari balik pintu.
"Iya, Ma. Masuk aja. Pintunya nggak dikunci kok."Ceklek!
Pintu pun terbuka dan menampilkan Mamanya di sana. Rima mulai berjalan masuk ke dalam kamar putri semata wayangnya itu.
"Kok kamu belum tidur, Sayang?" tanyanya seraya mendudukkan diri di pinggiran kasur Selin.
"Aku belum ngantuk, Ma. Lagian ini baru jam setengah 9 kok."
"Mama mau nanya sama kamu," ujar Rima menjeda. "Kamu beneran mau terima perjodohan ini?" lanjutnya.
Sejenak, pertanyaan itu membuat Selin terdiam. Ia pun masih bingung antara mau terima atau enggak? Tapi, jika ia menolak, ia tak ingin membuat Neneknya kecewa.
"Em... I-iya, Ma. Aku akan terima kok perjodohan itu. Aku nggak mau bikin Nenek kecewa sama aku," jawab Selin.
"Kamu yakin?" Selin mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Makasih, Sayang. Kamu udah mau membahagiakan Nenek kamu. Mama yakin kok, pilihan Nenek nggak salah. Gallen memang cocok sama kamu. Dulu aja, Papa sama Mama itu sama juga dijodohin. Dan, alhamdulillah langgeng sampe sekarang. Dan mungkin karena memang Papa sama Mama udah jodoh." Selin hanya mengangguk-anggukan kepalanya paham.
"Mah? Aku mau nanya, dulu pas awal Mama udah nikah sama Papa, apa Mama udah punya perasaan ke Papa?"
"Ya... Pas awal-awal sih, belum. Tapi, karena kita sering bersama, cinta pun datang dengan sendirinya."
"Oh gitu ya, Ma."
"Ya udah, sekarang kamu tidur gih! Udah malem. Takutnya besok kamu kesiangan," titah Rima pada puterinya. Selin pun akhirnya mengangguk.
Sebelum Rima benar-benar akan pergi dari kamar anaknya, ia terlebih dahulu mendaratkan kecupan di puncak kepala puterinya. Setelah itu, barulah ia pergi dan membiarkan Selin untuk beristirahat.
* * *
Pagi ini, Selin telah siap dengan pakaian seragam sekolahnya. Ia tengah memandangi dirinya dari pantulan cermin untuk memastikan jika penampilannya sudah benar-benar rapi.
Setelah dirasa penampilannya sudah benar-benar rapi, akhirnya ia pun memutuskan untuk keluar dari dalam kamarnya dan pergi ke ruang makan untuk melaksanakan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.
"Pagi, Mah! Pagi, Pah!" sapa Selin dengan riang.
"Pagi juga, Sayang."
"Pagi juga, Cantik."
"Sebelum berangkat, sarapan dulu ya!"
"Iya, Ma."
Selin pun mendudukkan dirinya di samping kiri depan Papanya. Tepatnya, berhadapan dengan Rima. Ia mulai menerima sepiring nasi lengkap dengan lauknya yang telah disodorkan oleh Mamanya. Setelah itu, ia pun langsung memasukkan sesuap demi sesuap nasi itu ke dalam mulutnya.
"Selin? Kata Nenek, pernikahan kamu dengan Gallen akan diselenggarakan tanggal 19. Kamu udah siap kan, Nak?" tanya Adli ---Papanya--- di sela-sela makannya.
Dengan susah payah, Selin mencoba menelan makanannya. "Kenapa begitu cepat, Pah? Apa enggak bisa diundur? Lagian kan, aku sama Gallen juga masih sekolah," ujar Selin sambil sedikit merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI RAHASIA
Teen Fiction(𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐝𝐢 𝐊𝐚𝐫𝐲𝐚𝐊𝐚𝐫𝐬𝐚) Cover mentahan from Pinterest • "Apapun yang sudah jadi takdir lo, lo nggak akan bisa menghindarinya. Dan apapun yang memang bukan takdir lo, maka lo harus merelakannya." Seli...