Suara Jiang Cheng membuat dua lelaki itu tergugup . Jin Zixuan tergesa-gesa untuk pergi dari kediaman Yunmeng Jiang dengan Wei wuxian yang membantunya. Jiang Cheng dengan langkah yang tertatih sembari memanggil nama saudara angkatnya itu semakin mendekat ke arah mereka.
Wei Wuxian buru-buru mendorong Jin Zixuan dari balik gerbang.
" Hati-hati " ucap Wei Wuxian dengan berbisik dan dibalas anggukan oleh Jin Zixuan.
" Wei Wuxian~ ... Apa yang kau lakukan disitu ?" Tanya Jiang Cheng dengan nada mendayu-dayu karena mabuk.
Wei Wuxian terkejut, apakah tadi Jiang Cheng melihat Jin Zixuan!? Apakah sempat saudara angkatnya itu melihat kain keemasan yang bergelombang surai tadi !?
" Ah t-tidak apa- apa Acheng " Jawab Wei Wuxian mencoba untuk menyembunyikan bahwa Jin Zixuan tadi telah datang.
" Perasaan ku saja , atau memang tadi aku lihat si Merak itu di sana ..." Kata Jiang Cheng menunjuk pagar bambu .
Oh shit !
" A-a.. tidak Acheng haha ayo kita kembali ke kamar " ucap Wei Wuxian mendorong Jiang Cheng yang berjalan sempoyongan ke kamar.
Hampir saja Jiang Cheng tahu kalau Jin Zixuan menyelinap masuk ke kediaman Yunmeng Jiang. Wei Wuxian tak habis pikir, kekasihnya bisa dengan mudahnya masuk ke dalam . Padahal penjagaan di sekeliling sangat ketat.
********
Di ruangan dengan warna serba emas , pencahayaan dari lampion yang sangat cerah , gemerlapnya kilatan emas dari sorotan rembulan.
Jin Zixuan terlihat merindik-rindik masuk ke ruang tengah. Berharap tidak ada yang tahu dirinya masih terbangun di jam segini. Tapi sayang nya , seseorang tengah memperhatikan dirinya dari tadi.
" Jin Zixuan , apa yang sedang kau lakukan ?" Tanya Jin guangyao dengan membawa lampion logo teratai di tanganya.
Langkah Jin Zixuan terhenti. Berusaha bersikap normal di depan saudaranya. Namun guratan ekspresi gugup membuat Jin guangyao sedikit curiga. Pasalnya, Di jam segini Jin Zixuan biasanya sudah tertidur pulas.
"A-aku sedang melihat pemandangan di malam hari ..." Jawab Jin Zixuan .
Seketika mereka saling diam-diaman. Jin guangyao masih menatap Jin Zixuan curiga. " A-a.. kau lihat , bukankah pemandangan di malam hari sangat indah ?"
Jin guangyao melihat genangan air dengan bunga teratai yang bermekaran , menampakan warna merah muda cerah namun gelap karena malam , bulan purnama yang memberikan pantulan bagai kaca di air yang sayup-sayup terdengar karena gelombang dari danau . Sangat sunyi namun damai. Dirinya sangat suka pemandangan di malam hari, terutama ketika bulan purnama muncul di gelap nya malam dan sekililingnya ada banyak bintang .
" Iya.. kau benar " ucap Jin guangyao kemudian tersenyum.
Betapa lega nya Jin Zixuan sekarang . Untung saja alasanya itu berhasil mengalihkan topik serta kecurigaan lelaki di sampingnya ini. Kemudian , Jin Zixuan pamit ke kamar nya . Sedangkan Jin guangyao masih ingin menikmati damai nya malam dengan sesekali bersenandung menyanyikan nyanyian penenang yang pernah di ajarkan Lan Xichen kepada dirinya.
*******
Di malan hari, di kediaman Gusu Lan yang tenang dan sunyi. Terlihat kamar Lan Wangji yang masih menyala. Menandakan sang pemilik kamar belum kunjung tidur. Dirinya masih termerenung mengenai pernikahan nya dengan Wei Wuxian. Jujur, Lan Wangji tidak menolak mentah-mentah kenyataan bahwa dirinya akan di jodohkan dengan lelaki manis macam Wei Wuxian. Namun, ada sesuatu yang mengganggu pikiranya , entah apa itu. Hati nya tidak tenang dan gelisah. Sebenernya apa yang terjadi pada dirinya?
Dari kejauhan , kamar Lan Xichen pun masih menyala. Dia belum bisa tidur bukan karena pekerjaan yang belum selesai. Melainkan mengingat wajah lucu saudara Wei Wuxian, yang ia ketahui bernama Jiang Cheng, betapa lucu nya wajah Jiang Cheng yang mengomel-ngomel kepada Wei Wuxian dengan bibir tipis namun tajam. Menurut Lan Xichen , itu benar-benar lucu. Bisa-bisa pipi nya terbakar karena merasa panas saat mengingat betapa imutnya Jiang Cheng di mata Lan Xichen saat marah.
Kedua putra Lan' yang memikirkan sesuatu di luar dugaan. Yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya , namun kini tiba-tiba memenuhi pikiran dan benak mereka. Sedangkan , Lan Qiren sibuk dengan hiasan untuk baju pengantin keponakanya. Dirinya dari tadi bolak balik memilih warna biru atau merah. Karena, dua-dua nya sama-sama melambangkan sesuatu yang baik untuk hubungan pernikahan.
" Wei Wuxian..... " Desis Lan Wangji melihat langit gelap yang menurunkan setetes demi tetes air.
Malam ini turun hujan , membasahi seluruh kota. Di samping itu , Wei Wuxian terlihat sedang menatap rintikan air yang turun, bau tanah menyapu indra penciumanya. Terdengar suara dengkuran halus dari Jiang Cheng yang sudah tertidur karena tidak kuat mabuk. Wei Wuxian menatap jiang cheng dan tersenyum tipis , kemudian beralih ke air yang sedikit mengenai kulit putih nya.
" Lan Wangji..." Desis Wei Wuxian menatap awan mendung dengan tatapan sayu.
Kedua lelaki yang akan di satukan, yang mempunyai perasaan aneh sulit tuk disirat saling menatap langit gelap dengan gumpalan air di dalam nya. Mendesis mengucapkan nama pasangan mereka dengan perasaan yang sulit tuk di jelaskan.
" Aku tidak tahu, mengapa hatiku terasa sakit dan ingin menangis " ucap Lan Wangji dalam hati , yang kemudian buliran air itu turun perlahan. Perasaanya tidak menentu. Ia merasa sakit hati, namun kenapa? Lan Wangji pun tidak tahu. Menangis tiba-tiba tanpa alasan. Air mata Lan Wangji dan derasnya hujan seakan-akan saling bersautan , mengutarakan perasaan yang entah apa itu.
Didinginya malam , Lan Wangji dan perasaannya yang sulit di jelaskan , tertutup dengan gemercik air yang berjatuhan indah. Membuat genangan air yang akan memperlihatkan pantulan langit biru awan putih keesokan harinya.
Lan Wangji melihat pantulan buram dari kaca yang berembun, terlihat dirinya yang tidak pernah terlihat menangis. Apalagi , tanpa sebab. Di sekililing matanya berwarna merah, hidung yang juga tampak terlihat merah, mungkin orang akan mengira kalau Lan Wangji ini Demam' . Air yang entah kenapa dirinya berjatuhan terus membasahi pipi Lan Wangji .
" Aku pun tak tahu , ada apa dengan diriku" ucap Wei Wuxian dalam hati yang masih betah melihat hujan .
Kedua manusia yang seakan-akan saling berbicara dengan sang hujan yang menjadi perantaranya , membicarakan perasaan mereka yang tidak tahu kenapa.
Malam dengan bulan purnama yang telah terganti oleh rintikan hujan , menyisakan dua insan yang saling bertukar gejolak hati. Membuat dunia seakan memberikan pantulan wajah mereka di derasnya hujan. Mereka saling memandang dari kejauhan. Hujan kali ini benar-benar aneh , namun entah kenapa mereka sangat menikmati hujan itu. Ingin menghentikan waktu agar hujan itu tak Kian mereda.
Heyo , jangan lupa vote dan koment ya !!!! Kasih semangat author biar tambah rajin post ceritanya , makasih buat kalian yang sudah dukung author dengan meluangkan waktu kasih vote !!! Love you all ❤️💚
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR HEART IS NOT FOR ME [ ONGOING ]
RandomKetika hati kian lumpuh , tak kuasa menahan rasa sakit . terlalu sering menangis , hingga tak kenal rasa bahagia. angin yang menyampaikan rindu sang pangeran, terpaksa terhempas karena badai datang. " aku tak akan kembali , Wei Ying " kalimat terak...