Pagi ini Wei Wuxian mengantar Jiang Yanli ke pasar, sekedar membeli beberapa bahan makanan untuk bulan kedepannya. Sedangkan Jiang Cheng sibuk mengurus anak buah nya untuk menghadapi ujian perang minggu depan.
Mereka sudah bolak balik kesana kemari, mencari daging ayam paling murah di antara yang lain.
Maklum, jiwa seorang cewek kalau udah ketemu diskon tuh dikejar sampe Liang lahat :v
"Jie... Masih ada lagi?" Tanya Wei Wuxian sembari merengek pelan.
Jiang Yanli terkekeh melihat Wei Wuxian yang mengerucutkan bibirnya imut. Ia sampai lupa berapa umur adik seperguruannya itu.
Sekira nya semua sudah di beli, akhirnya mereka pulang. Jiang Yanli berencana untuk membuat puding keju dan roti ubi untuk makan siang.
Wei Wuxian terduduk, ia merenung di pinggir kolam teratai. Bayangan cantik nya terpantul dari jernih nya air.
"Lan zhan..." Ucap Wei Wuxian lirih.
Sungguh, ia merindukannya. Sangat merindukannya. Padahal kemarin adalah hari bahagia mereka- ah tidak. Mungkin hanya Wei Wuxian saja yang merasakan itu. Tak terasa air mata nya turun seketika.
"Axian..." Panggil Jiang Yanli.
Wei Wuxian gelagapan, ia menghapus air mata yang hendak turun dan mengubah ekspresi sedih nya jadi tersenyum manis. Melihat Jiang Yanli yang menatap nya sendu, dirinya menjadi paham seketika.
"Kau merindukan Lan wangji?" Tanya Jiang Yanli mendekat dan mengelus pipi adik nya itu.
Wei Wuxian mengangguk, ia tidak bisa menahan rasa rindu nya pada pria es itu. Jiang Yanli tersenyum paham dan memeluk tubuh Wei Wuxian yang bergetar karena menangis.
"Besok, kita bisa ke Gusu. Jiejie ada janji dengan Wen qing untuk membuat kue ulang tahun tuan Lan Qiren" ucap Jiang Yanli.
Wei Wuxian terdiam sejenak.
"Itu tidak mungkin Jie, pasti paman akan mengusirku. Jiejie kan tahu, seberapa benci paman Qiren padaku... Pasti dia tidak ingin melihat ku lagi" ucap Wei Wuxian.
"Kau bisa saja bertemu dengan Lan wangji diluar Gusu, dengan begitu paman Qiren tidak tahu kan?"
"Tapi-"
.
.
.
.
."Aku tidak tahu, apakah Lan zhan merindukanku atau tidak"
Jam makan siang tiba, Wei Wuxian berencana untuk kebelakang kediaman memanggil Jiang Cheng. Dengan berjalan santai dan memutar-mutar seruling nya , sampai tak menyadari lelaki tindik merah sedang melihat dirinya dari kejauhan.
Terlihat Jiang Cheng dan beberapa anak buah keluarga Jiang sedang berlatih panah, ada beberapa dari mereka yang sedang mengasah pedang.
Wei Wuxian bersingsut, membuat perhatian tertuju pada nya.
"Ada apa?" Tanya Jiang Cheng dengan nada ketus seperti biasa.
"Waktu nya makan siang" jawab Wei Wuxian.
Jiang Cheng mengangguk dan menyuruh anak buahnya untuk mengakhiri kelas bela diri hari ini. Setelah semuanya bubar, Wei Wuxian sedikit memincing mata nya, ia melihat sekitar . Seperti ada yang memperhatikan, namun ia tidak melihat siapapun selain Jiang Cheng.
Jiang Cheng yang merasa sikap Wei Wuxian aneh, dia mengikuti arah pandang lelaki manis itu.
"Apa ada sesuatu?" Tanya Jiang Cheng.
Wei Wuxian menoleh dan terkekeh, ia menggeleng dan tersenyum.
"Sepertinya aku salah lihat" jawab Wei Wuxian.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR HEART IS NOT FOR ME [ ONGOING ]
RandomKetika hati kian lumpuh , tak kuasa menahan rasa sakit . terlalu sering menangis , hingga tak kenal rasa bahagia. angin yang menyampaikan rindu sang pangeran, terpaksa terhempas karena badai datang. " aku tak akan kembali , Wei Ying " kalimat terak...