Flora memandang kepala sskolah dari taman kanak kanak, peremouan paruh baya itu bername tag Sri Utami, entah lahh Flora benci situasi ini. Memandang adiknya yang menangis tanpa suara, Bu Sri menuliskan sesuatu dibuku agendanya yang bersampul batik warna merah tua, Glora menghapus air matanya dengan pelan merasa takut jika kakaknya ini marah dan tidak mengangapnya sebagai adik lagi."Gimana kalo kak Flora marah terus aku engga jadi adiknya lagi, siapa yang mau beliin buku cerita sama yang kerjain pr aku"
Lucu sekali Glora membatin seperti itu, jika anak lelaki itu mengucapkan didepan Flora pasti gadis itu juga akan tertawa mendengarnya.
"Kemana orang tua kamu?"
"Saya kakaknya" jawab Flora dengan cepat.
"Oh kamu kakaknya Glora. Gini ya, kamu itu sebagai kakak ajarin adiknya supaya pinter dong dirumah, jangan andelin sekolah terus, liat nilai Glora merah semua paling besar nilainya angka 6 sedangkan KKM 7,5"
"Apa gunanya sekolah, adik saya bayar disini. Kalo dia nilainya jelek ya kalian intropeksi, bener kagak ngajarnya, gak tahu sopan santun, maap aja Bu saya kurang sopan karna ibu juga kurang sopan. Masa tiba-tiba wali murid dipanggil akibat nilai muridnya anjlok"
"Bisa sopan dikit bicaranya tidak?" perdebatan semakin memanas, Bu sri tidak tahu jika Flora tidak pernah kalah dalam hal berdebatan mulut.
"Ibu juga bisa ngotak dikit engga, kalo gak punya otak gak usah sok soan jadi kepala sekolah"
Telek!
Bu Sri merasa tersingung, Flora tidak peduli. Gadis itu membawa adikanya keluar tampa permisi, hal ini sudah terjadi hampir 3 kali. Dan sekarang Flora jamin ini yang terakhir sebelum Glora akan dipindahkan kesekolah yang lebih baik.
"Kak"
Flora melirik adiknya dengan sekilas, tatapannya masih terpokus kedepan jalan yang lumayan macet oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Kenapa?"
"Tadi kakak keren banget debat sama bu Sri. Bu Sri yang galak pake banget aja sampe diem cuman karna kakak marah-marah, nanti kalo ada waktu ajarin Glora marah-marah kaya tadi ya kak"
Flora hanya berdehem sebentar lalu melakukan mobil merah kejalan kompleks Teratai nomor 6.
"Turun" Glora membuka pintu mobil lalu berjalan kedalam rumah bernuansa putih.
Keadaan yang sama seperti sebelumnya, sejuk, sunyi dan damai. Rumah sudah rapih, tidak terlihat adanya Hana dan Aldran orang tua Mereka. Flora tersenyum kecut, harusnya Hana menyambut kedatangan kedua anaknya apalagi Mereka pulang awal. Mata Flora melihat sepucuk surat kecil tertempel dilemari hias berisi piala-piala besar dan kecil.
"Sudah ku duga, mereka pergi lagi dan lagi"
Langkah Flora terhenti saat Glora menatap kearah luar jendela. Tatapan adiknya seperti sedang sedih, Flora tersenyum lalu menghampiri adiknya dengan santai. Flora duduk disamping adiknya yang masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar.
"Kenapa? Lagi ada masalah disekolah atau apa?" tanya Flora sambil mengambil buku cerita berjudul "Sikancil"
"Heum, Glora mau curhat nih kak"
"Kenapa ya kak, Glora kaya dibenci sama temen sekelas Glora. Glora juga engga punya temen, duduk aja Glora sendiri, sering dikatain cupu sama temen-temen. Glora sedih kak"
Flora menatap adiknya sendu, nasib adiknya sama persis seperti kejadian 11 tahun yang lalu, Flora tidak punya teman, sering dibully, dikerjain oleh teman sekelas, dikata-katain dan sampai Sekarang pun Flora tidak mempunyai teman yang menurutnya setia.
KAMU SEDANG MEMBACA
CoolBoy VS CoolGirl
Novela Juvenil"OSIS, organisasi siswa suruhan sekolah!!" "Itu OSUS BUKAN OSIS GOBLOK!" Flora Hanandya, seorang ketua Osis yang harus berhadapan dengan Badboy sekaligus Coolboy SMA Nusa Bangsa. Pertemuan yang membuat keduanya jengkel, Flora yang menjabat ketua Os...