2

282 3 0
                                    

#ISTRIKU_BOCAH 2

SEBELUMNYA https://m.facebook.com/groups/kbmfiksi/permalink/10157919326755945/

"Jadi kamu mau tau, aku ini normal apa nggak?"

Angel mendengus, wajahnya melirikku tanpa minat. Sial! beraninya dia menatapku seperti itu.

"Aku sudah tau jawabannya Oom, gak usah dijelasin."

"Kita coba sekarang!" gertakku emosi, lalu bungkam lagi saat mendengar tawa dan juga bisik orang-orang.

"Ih hoooot. Dia mau coba di tempat umum begini."

"Dasar manusia jaman now!"

"Hehehehe ... heheehehe."

"Diam!" sentakku kesal, saat Angel menertawaiku. Kalau dia jadi istriku, bisa kena sawan Boss besar ini.

"Oom kaya, perusahaannya gede, uangnya banyak. Tampan!" Aku nyengir mendengar kata tampan dari mulutnya.

"Trus, muda."

Muda? aku ngakak dalam hati. Usiaku sudah tiga puluh tahun, kurang dua puluh hari.

"Tapi gak laku, berarti gak normal dong!" lanjutannya membuatku menganga plus jengkel lagi.

"Normal gak normal! pokoknya kamu calon istriku sekarang, besok kita langsung nikah!" cetusku, tanpa menunggunya meledek lagi. Kutarik tangannya, dan kupaksa masuk ke dalam mobil.

"Toloooong! aku diculik!" teriaknya sambil meronta, membuatku mematung.

Bisa-bisanya dia berteriak seperti itu.

"Apa-apaan kamu, mau mencoba menipuku ya?" tanyaku, kesal sampai ke pangkal rambut.

Beberapa orang mulai mengerumuni mobilku, diantaranya ada satpam juga.

"Omm, kalau kamu membelikanku rumah. Aku akan jelasin sama orang-orang," ancamnya setengah berbisik, tak habis pikir. Ternyata aku bertemu dengan pemeras, bukan bocah kecil.

"Woy! lepasin anak itu!"

"Kalau nggak, kami laporin ke polisi sekarang."

"Ok, ok aku beliin!" janjiku setengah panik.

Angel membuka pintu mobil, lalu memberi penjelasan yang membuatku geleng-geleng kepala.

"Maaf Pak satpam, ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian. Tadi kami lagi bercanda, lagi ngerekam video penculikan buat di masukin ke youtobe. Jangan laporin polisi ya! dia itu suamiku."

"Owalahhhh! suamimu toh!" seru mereka semua, lalu bubar saat itu juga. Kini aku bisa bernapas lega, saatnya memikirkan balasan yang tepat.

"Dia lebih pantas jadi pamanmu, Neng!" seru salah satu dari mereka, membuat perasaanku meringis lagi.

Angel si pemeras masuk, dengan santai dia menutup pintu mobil. Setelah dia duduk, aku langsung memberinya tatapan tajam.

"Oom! gak takut copot, tuh mata," cibirnya, aku menganga lagi.

"Jangan lebar-lebar buka mulutnya, nanti rahangnya jatuh Oom!"

Astaga!
Aku butuh kipas ... kipas.
Rasanya pengen nimpuk kepala manusia dengan gas elpiji yang beratnya sepuluh kilo sekarang.

"Sudah diam, mimpi apa aku ketemu sama kamu."

Angel tersenyum miring. "Harusnya Oom bangga, ketemu sama primadona. Ramah, pinter lagi."

Aku mendengkus sebal. "Pinter apanya, hanya wanita bodoh yang rela mencalonkan dirinya sendiri untuk dinikahin orang lain!"

Kali ini dia yang diam, wajah nyebelinnya berubah murung. Rasa bersalah menyergapku, apa aku salah bicara ya?

ISTRIKU BOCAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang