Xander’s POV
Dia melarikan diri. Mate yang selama ini aku tunggu-tunggu melarikan diri dariku. Dari kami. Rasa terkejut masih membayangiku. Membuatku berdiri tertegun memandangi punggungnya yang kian menjauh.
"Logan!" panggil seseorang yang membuatku tersentak dan menoleh ke arah sumber suara.
Seorang pemuda berdiri tidak jauh dariku juga memandang ke arah Mate-ku pergi.
"Mau pergi kemana dia? Pesta baru saja dimulai." gumam pemuda itu lagi dengan nada penuh tanya.
Pemuda itu mengalihkan pandangan ke arahku. Tapi sepertinya dia tidak menatapku, melainkan seseorang di belakangku. Aku menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang tengah diperhatikan olehnya, tetapi aku tidak bisa memastikan siapa karena aku tidak mengenal sebagian besar tamu di pesta ini.
Hanya ada satu orang yang aku sadari keberadaannya, yaitu laki-laki yang tadi sempat berinteraksi dengan Logan. Kesal dengan kejadian sebelumnya, aku menghunuskan tatapan tajam penuh peringatan pada laki-laki itu yang sukses membuatnya beringsut dan mengambil langkah mundur dari tempatnya berdiri lalu pergi dari sana. Menghilang di tengah kerumunan para tamu.
Saat aku mengembalikan tatapanku ke arah tempat pemuda yang memanggil nama Mate-ku tadi berdiri, ternyata dia sudah tidak ada lagi di sana. Merasa gelisah, aku pun mengikuti naluri inner wolf-ku untuk menyusul kepergian Mate-ku.
Logan.
Nama itu terdengar apik di telinga kami. Membuatku berhasrat untuk memanggil nama itu, lagi dan lagi.
Juan, inner wolf-ku, memberitahuku untuk tidak terburu-buru menghampiri Mate kami. Dia sedang mencoba untuk menjangkau inner wolf Logan untuk berkomunikasi dengannya. Mengingat ekspresi dan tingkah laku Logan barusan, aku bisa sedikit menduga-duga bahwa ada sesuatu yang menganggu Mate kami itu.
Jelas sekali bahwa tadi Logan juga merasakan ketertarikan karena ikatan kami. Tapi, entah mengapa seperti ada yang mengganjalnya, yang membuat dia menjadi ragu-ragu. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya mengganggu Logan. Aku ingin memperbaiki hal itu, sehingga kami bisa bersama. Aku ingin menerima apapun tentang dirinya, baik kesulitan ataupun pencapaiannya. Tapi yang paling penting, aku ingin dia menerima kami.
Dengan mengikuti jejak dari perpaduan aroma citrus dan kayu manis yang menguar dari tubuh Logan, aku sampai di sebuah taman kecil berpagar kayu. Rupaya Logan juga seperti sedang menunggu kedatanganku. Tubuhnya bersandar pada pagar kayu. Tatapan matanya terlihat sayu ketika memandangku. Bisa dibilang ekspresinya saat ini terlihat sedikit jengah.
Seiring dengan langkah hati-hati yang kuambil ketika semakin mendekat padanya, aku juga memperhatikan setiap perubahan ekspresi yang mungkin tergambar di wajahnya. Aku ingin menunjukkan padanya bahwa dia tidak perlu menaikkan penjagaannya dan was-was padaku. Meskipun demikian, Logan tetap mengeluarkan hawa pertahanan seperti dinding pembatas tak kasat mata.
(Logan yang sedang bersandar di pagar kayu)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Omega's Toy [Revised Version]
WerewolfLogan adalah seorang Omega. Dia tidak hanya sangat membenci Alpha, tapi juga membenci sesama Omega. Kesombongan para Alpha akan kekuatan mereka atas para Omega membuatnya tidak ingin memiliki seorang Alpha sebagai Mate. Kepasrahan para Omega lainnya...