Logan’s POV
Pandanganku menyapu setiap sudut di rumah kawanan ini. Foto-foto berpigura yang terpajang apik memenuhi dinding. Jepretan-jepretan itu seperti mengatakan tentang memori dari para anggota kawanan bahkan sejak beberapa tahun yang lalu. Beberapa kertas foto bahkan sudah terlihat berwarna kuning di beberapa sudutnya. Luna yang bernama Chase itu berjalan beberapa langkah di depanku dan menuntunku ke arah dapur.
"Aku yakin mereka tidak akan keluar dari ruang rapat dalam waktu dekat. Apa kau keberatan menemaniku untuk berbincang-bincang?" tanyanya padaku.
"Tentu, Luna. Aku tidak keberatan."
"Namaku Chase Redwood, panggil saja aku Chase. Tidak perlu memanggilku Luna." jelasnya padaku sambil berkutat dengan lemari kabinet yang tergantung di dinding.
"Baiklah, Chase. Namaku Logan Alastair, Shaw adalah nama belakang Mate-ku. Kau juga bisa memanggilku Logan."
"Kau mau minum apa? Kopi, teh, soda, atau jus?" tawarnya padaku.
"Apa kau punya bir?" aku bertanya balik yang membuat Chase beralih dari kabinet ke lemari pendingin.
"Kau keberatan dengan bir kalengan?" tanyanya memastikan.
"Tidak, bir kalengan pun tidak apa-apa."
"Oke, ini untukmu." Chase mengulurkan satu kaleng bir untukku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggenggam kaleng soda.
Chase menyandarkan tubuhnya ke lemari piring keramik sambil membuka pengait kaleng soda dan mengambil satu tegukan sebelum bertanya, "Jadi, apakah kau juga sama seperti mereka?"
"Mereka siapa? Sama dalam hal apa?" aku bertanya sambil mengambil tempat duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan panjang di dapur itu. Aku tidak langsung membuka kaleng bir yang ada di tanganku, melainkan meletakkannya di meja.
"Kekasihku, Drake. Serta semua orang yang ada di rumah ini. Apakah kau juga werewolf seperti mereka?" Chase mengulangi pertanyaannya.
"Ah, apa kau bukan?" tanyaku setelah memahami maksud dari pertanyaannya.
"Ya, aku manusia biasa. Sebenarnya aku masih belum terbiasa dengan situasi baru ini. Jadi aku cukup canggung ketika orang-orang di rumah ini memperlakukanku dengan formal. Tapi kau sepertinya cukup easy going untuk diajak berinteraksi." katanya mengakui.
"Well, aku bisa mengerti perasaanmu." ujarku dengan mengulas senyum kecil di ujung bibir.
[A/N : Percakapan yang ada di dalam tanda { } yang diitalic adalah percakapan yang gak bisa didengar oleh Logan]
Chase hendak mengatakan sesuatu, namun perhatiannya teralihkan ke arah pintu bersamaan dengan suara langkah kaki yang mendekat.
{"Chase, apa yang kau lakukan di sini? Oh, kau sedang bersama dengan seseorang."}
"Oh, Alex. Aku sedang berbincang sedikit dengan Logan." ujar Chase tiba-tiba.
Aku yang terkejut dan sedikit bingung pun memutar kepala ke samping ke arah pintu, tapi yang tidak kusangka adalah ketika pandanganku tiba-tiba berpindah. Seolah ada sesuatu yang membuatku tidak bisa memandang ke arah itu. Tapi belum sempat aku mengutarakan kebingunganku atas kejanggalan itu, Chase sudah bersuara lagi.
"Eh, Lucifer. Ada apa dengan ekspresimu itu? Apa rapatnya sudah selesai?"
Setelah mendengar ucapannya yang satu ini, aku mencoba untuk mendongak lagi. Dan ternyata aku berhasil. Di ambang pintu, aku melihat seorang laki-laki dengan penampilan yang cukup membuatku menaikkan alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Omega's Toy [Revised Version]
Manusia SerigalaLogan adalah seorang Omega. Dia tidak hanya sangat membenci Alpha, tapi juga membenci sesama Omega. Kesombongan para Alpha akan kekuatan mereka atas para Omega membuatnya tidak ingin memiliki seorang Alpha sebagai Mate. Kepasrahan para Omega lainnya...