REINCARNTION
Chap 2
Bukan hal sulit untuk menemukan tempat tinggal Holmes. Sejak dulu mereka selalu seperti ini, melakukan hal yg sederhana dengan cara yg rumit karena disanalah bagian yg paling menyenangkan. Kini William berdiri di depan pintu kamar apartemen dengan nomer 906.
"Masuklah, pintunya tidak dikunci." Sebuah suara terdengar dari balik pintu tersebut. Tanpa menunggu lagi William pun masuk kedalam ruangan tersebut. Hal pertama yg ia lihat ketika masuk adalah ruangan yg lumayan berantakan karena banyak botol bir berserakan di lantai. Di sudut ruangan jg terdapat beberapa potong pakaian berserakan, membuat William sedikit berjengit ketika melihatnya.
"Maaf kamarku sedikit--"
"Ini bukan sedikit lagi, tapi berantakan sekali." William memotong ucapan Holmes, membuat sang empunya kamar menggaruk kepalanya yg sama sekali tidak gatal.
"Maaf, aku tidak sempat membersihkannya beberapa bulan ini."
William tidak membalas ucapan Holmes dan malah memungut botol-botol bir tersebut dan memasukkannya kedalam plastik besar yg berada tidak jauh darisana. Bukan cuma botol-botol bir bahkan pakaian kotor yg berserakan itupun turut dirapikan oleh William.
"Maaf, kau malah berakhir membersihkan kamarku." Holmes berujar setelah dilihatnya William telah menyelesaikan tugasnya. Ia mengambil minuman dari lemari pendingin dan memberikannya pada William. William sendiri mengambilnya dan meneguk seperempat dari botol minuman tersebut.
"Aku terbiasa berada di tempat yg rapi dan bersih karena adikku sering melakukan pekerjaan rumah dengan baik." William berujar seraya mendudukkan dirinya di sofa dalam ruangan tersebut.
Sherlock Holmes, itulah nama pemuda dengan poni belah tengah dan rambutnya dikuncir tersebut. Kini ia ikut mendudukkan diri di sofa yg sama hanya berjarak setengah meter dari tempat William duduk.
"Ah, aku ingat. Adikmu yg pakai kacamata itu kan?"
"Sekarang ia tidak memakainya. Ngomong-ngomong apa kau lupa tujuanku datang kesini Holmes?"
Holmes menghela nafas. "Terburu-buru sekali." Jeda sebentar sebelum Sherlock kembali melanjutkan. "Apa yg ingin kau tau?"
"Semuanya. Aku telah mengunjungi banyak perpustakaan dan aku sama sekali tidak menemukan catatan kriminal yg dulu pernah aku lakukan."
"Aku berbohong."
William menatap Sherlock yg kini menyalakan sebatang rokok untuk kemudian ia sesap rokok tersebut.
"Aku berbohong pada semuanya, aku berbohong pada dunia. Aku tau sebenarnya kau orang yg baik hanya caramu mengadili orang-orang itu yg salah." Jeda sebentar sebelum Sherlock melanjutkan. "Aku mengatakan berita tentang dirimu itu tidak benar, kau tau? Membuat kebohongan suatu kasus itu sangatlah sulit."
Sherlock menawarkan sebungkus rokok itu pada William dan William pun mengambil sebatang rokok. Ia selipkan sebatang rokok itu di bibirnya sebelum menarik tengkuk Sherlock untuk menyatukan kedua rokok mereka. William tidak mau repot-repot meminjam korek api lagi sehingga melakukan itu. Sherlock sendiri hanya santai dan kembali menikmati menyesap rokoknya.
"Untuk apa kau berbohong? Jangan bilang hanya untuk manusia sepertiku." William berujar setelah menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Diliriknya Sherlock dan kini pemuda berambut navy itu jg menatap William.
"Aku juga tidak tau kenapa aku mau repot-repot melakukannya, tapi yg jelas aku tidak mau kau kembali mengungkit ataupun mengingat masa lalumu itu. Kau diberi kesempatan kedua memiliki hidup baru jadi manfaatkan untuk membahagiakan orang-orang terdekatmu dan tentu dirimu sendiri."
Sherlock mendekat lalu mendorong William untuk berbaring di sofa. Ia menekan rokoknya ke asbak tak lupa ia juga mengambil rokok dari bibir William, melakukan hal yg sama pada rokok William padahal baru saja rokok itu dihisap sekali oleh William.
"Apa yg kau lakukan?"
William terbelalak ketika tiba-tiba Sherlock malah memeluknya yg masih berbaring di sofa.
"Ayo mulai semuanya dari awal bersamaku...Liam" bisik Sherlock di telinga William.
William diam saja dan tidak menolak Sherlock. Ia tidak mau mengiyakan begitu saja apa yg Sherlock minta dan di sisi lain ada rasa tidak ingin melepaskan yg jg William rasakan jika ia bilang tidak, jadi lebih baik ia tidak menjawab dan membiarkan saja Sherlock yg tetap dan masih betah memeluk dirinya.
#####yuukokunomoriarty#####
Albert pulang larut hari ini. Ia melihat jam telah menunjukkan pukul dua pagi setelah ia sampai di rumah. Ketika sampai, di ruang tamu ia bisa melihat lampu ruangan telah mati tapi televisi masih dalam keadaan menyala. Di sofa ia bisa melihat Louis tertidur dengan posisi duduk.
Dengan hati-hati Albert mengambil remot disebelah Louis dan mematikan televisinya. Ia yg awalnya ingin memindahkan Louis ke kamarnya mengurungkan niat ketika melihat Louis terbangun.
"Nii-san sudah pulang."
Albert tersenyum lalu duduk disebelah adik bungsunya itu. "Kenapa kau malah tidur disini?"
"Aku menunggu salah satu dari kalian pulang. William nii-san tidak pulang karena menginap di rumah temannya dan akhirnya aku menunggumu Albert nii-san ."
Terkadang Albert kasian pada Louis karena lebih sering menghabiskan waktu sendirian di rumah. Baik dirinya maupun William sering sibuk. Jika saja Louis itu bukan anak pendiam dan lebih suka bergaul dengan teman-temannya mungkin ia tidak akan kesepian dan memilih pergi bersama teman-temannya.
"Lain kali kau langsung tidur saja di kamarmu Louis, ah kau sudah makan?"
Louis mengangguk. "Nii-san sendiri sudah makan? Kalau belum aku akan hangatkan makanannya."
Albert menggeleng. "Aku sudah makan, kau tidurlah di kamarmu Louis."
"Boleh aku tidur bersamamu?"
"Tentu saja."
Albert dan Louis sudah biasa tidur bersama, entah di kamar Albert ataupun di kamar Louis sendiri. Kedekatan mereka bahkan melebihi batas kakak dan adik namun tidak satupun dari mereka bisa memiliki hubungan yg seperti itu. Walaupun jauh dari lubuk hati masing-masing ingin memiliki hubungan yg lebih tapi tetap saja mereka masih berpikir jika sampai hubungan ini terjadi akan merusak persaudaraan mereka nantinya.
"Kau tidurlah duluan Louis, nii-san mau mandi dulu." Setelah menarik selimut untuk menyelimuti Louis, Albert mendaratkan ciuman di kening adiknya tersebut.
"Nii-san.."
Albert menghentikan langkah ketika Louis memanggil dan menahan tangannya.
"Ada apa Louis?"
Louis sempat ragu untuk bertanya tapi rasa penasaran membuat ia membulatkan tekad untuk menanyakannya.
"Boleh aku tau siapa itu Mycroft Holmes?"
Albert membelalakan matanya dan terdiam.
"Nii-san?"
"Besok saja aku jelaskan ya, kau tidurlah Louis."
Albert segera berlalu sebelum Louis bertanya lagi.
Louis sendiri hanya membalikkan tubuhnya memposisikan dirinya tidur dengan posisi menyamping.
"Sampai kapan kau akan menyembunyikannya nii-san?"
T
B
C