Taeil POV
Pagi itu aku sudah tidak melihat Yura disebelah Haechan. tempatnya kosong. padahal ini hari minggu, kenapa ia bangun terlalu pagi? Namun, penciumanku menangkap bau masakan yang sangat lezat. aah dia menyiapkan sarapan rupanya.
Aku menghampirinya, memeluknya dari belakang. "Oppa.. Sudah bangun rupanya.." ia terkekeh geli saat aku mulai menggelitik lehernya dengan bibirku.
"Oppa sarapan dulu ya.." aku mengangguk menuruti ucapannya. "Haechan sudah bangun?" tanya nya kali ini. "Belum.. Mungkin sebentar lagi.."
Hening. Aku sedang memikirkan rencanaku. "Apa guru private Haechan sudah memberi libur semester ini?" tanyaku.
"Iya.. haechan sudah mulai libur semester.."
"Kalau begitu kalian bisa ikut bukan?"
"maksudnya?"
"Keluar kota.. Sekalian Haechan refreshing.. Ia pasti sangat bosan dirumah. Kamu juga pasti bosan bukan?"
"Aku sangat menikmati waktuku dirumah Oppa, jadi jangan khawatirkan aku. Hm.. Memang sepertinya Haechan memerlukan udara segar."
Yura benar benar hanya memikirkan keadaan Haechan, ketulusannya terpancar dari matanya saat ia berbicara tentang anakku.
"Yura bisa membantu Oppa bukan?"
"tentu saja yura akan membantu." ia tersenyum.
#
#Aku kira sepertinya Haechan sudah bangun, aku mengambilkan sarapan untuknya dan membawa piring serta segelas susu yang disiapkan Yura untuk Haechan ke kamarnya.
Aku mengawasinya saat makan, dia makan dengan baik sama sepertiku. "kenapa Appa melihatku seperti itu?"
"tidak ada apa apa.. Besok kita akan berangkat keluar kota.. Berlibur.."
Binar binar kebahagiaan terpancar dari wajah Haechan. Sangat senang melihatnya.
"benarkah? Waaah Haechan sangat senang appa..." Haechan memberikan pelukan hangatnya padaku.
Makanannya habis menunjukkan ia dalam suasana hati yang baik saat ini. Saat itu juga Yura mengetuk pintu kamar yang tidak kami tutup, meminta sedikit perhatian padaku dan Haechan. Senyumnya terus menerus terpancarkan dan mengembang saat melihat kami berdua.
"Eomma ingin menyiapkan barang barang yang akan Haechan bawa besok.. Boleh kan?" Ia bahkan meminta izin Haechan? Yura..
Haechan tidak mengeluarkan suaranya, ia hanya mengangguk dengan cepat. Memperhatikan Yura yang sudah menarik sebuah koper berwarna silver milik Haechan.
Haechan terus memperhatikan Yura dengan posisinya yang menandakan ia dalam posisi warning atau berhati hati. Memperhatikan Yura yang memasukkan pakaian dan kelengkapan yang Haechan butuhkan nanti saat kami berlibur.
Aku menepuk nepuk punggung Haechan agar ia tetap rileks. Dan ya.. Haechan rileks dengan sendirinya tidak ada hal yang perlu di khawatirkan olehnya.
Setelah selesai membereskan barang barang Haechan, Yura meregangkan tubuhnya. "nah.. Apakah ini sudah cukup?" aku tahu ia pasti lelah, tetapi kenapa senyum itu tetap terpancarkan dengan tulus dari wajahnya?
"ne.." jawab Haechan singkat.
"Eomma tinggal dulu ya.. Eomma akan membereskan barang juga." ucapnya dengan nada yang lembut.
Aah Yura... Aku benar benar tidak salah memilih pendamping. Kau benar benar tulus..
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing of my son [Taeil & haechan]
RandomNamanya Moon Haechan usianya 11 tahun dan memiliki trauma terhadap seorang ibu. Ibu kandungnya membuatnya memiliki trauma yang parah sejak ia kecil. Haechan sering mengamuk dan hanya ingin bersama ayahnya sepanjang waktu. Lalu bagaimana nasibku menj...