Tuan, mengapa kau kembalikan detak pada detik yang kali ini kau ungkap lewat kata yang kau ketik?
Mengapa setelah sekian lama kau menghilang, pagi ini kau kembali datang menggangguku hingga petang?
Mengapa setelah aku mencoba ikhlas, kau jungkir-balikkan perasaanku secara bebas?
Tuan, mengapa kau masih saja membuat retak, di setiap gertak yang sungguh membuat sesak?
Mengapa kau seakan tak lelah membuatku berfikir tentang banyak prasangka yang justru membuatku gelisah?
Mengapa kau masih saja tidak jelas hingga membuatku merasakan rasa bimbang yang luar biasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai! Lelaki Berjambul Katulistiwa.
Novela Juvenilhanya monolog tanpa dialog. antalogi puisi #bydewik.