Baiklah, akan ku kirimkan puisiku sekali lagi, melalui udara dingin yang dibawa angin.
Untuk angin, yang datang membawa air.
Malam ini aku ingin bercerita sedikit, tentang suara yang kutunggu sepanjang hari. Malangnya, sampai alat perantara yang sengaja kusiapkan tidak lagi bisa berfungsi dengan baik kembali, suaranya benar-benar tidak terdengar bahkan sampai di ujung malam ku menanti.Jarak mengikis, waktu beralih. Hari berganti, bulan sampai di penghujung Januari. Lama tak bersua, apalagi berbicara. Esok lusa masih sama. Nampaknya angin malam ini membawa sedikit pesan, untuk seseorang yang menunggu tuan.
Berhenti. Angin menyuruh berhenti, seperti ia yang awalnya bergerak semilir, kini menghembus bergidik seiring badai petir.
Mari keluar dari zona nyaman, tanpa perlu banyak lagi berpikir.
— Angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai! Lelaki Berjambul Katulistiwa.
Novela Juvenilhanya monolog tanpa dialog. antalogi puisi #bydewik.