Dunia ini sedang bercanda ya? Atau mungkin kamu saja yang keterlaluan?
Padahal, hari itu kita masih tertawa bersama. Mengobrol seperti biasa sampai jam berdenting, berganti hari juga tanggal. Lantas, mengapa di hari itu juga kamu memilih untuk menghilang tanpa kabar esok harinya? Mengapa kamu memilih menjadikan hari terakhir sebagai kenangan saja, dibanding menuntaskan kisah yang harusnya menjadikan antara aku dan kamu adalah kita?
Aku tidak mengerti dengan jalan pikirmu. Apa mungkin aku hanyalah sebatas rasa penasaranmu saja? Mengapa kamu berbohong tentang banyak hal? Mengapa seakan kamu akan tetap tinggal meskipun halang melintang merentang ruang? Bagaimana sebenarnya cerita ini harus ku lanjutkan? Apa mungkin harus ku akhiri saja dengan jalan cerita yang berujung tanda tanya?
Tolong.
Jangan selalu menjadi tanda tanya. Aku butuh jawaban atas segala pertanyaan yang memenuhi kepala. Aku butuh kejelasan untuk menentukan kemana harusnya kakiku melangkah setelahnya. Tolong, bisakah kamu berbaik hati sedikit saja? Seperti awal kita mengenal?
Tidak ingatkah kamu bagaimana kisah antara kita berawal? Kamu yang memulai mengapa kamu yang menghilang?
Hei. Dengar aku.
Anggap saja suaraku meninggi.
Kamu menjadi penghalang di pintu hatiku sayang. Kamu menjadi bayang di setiap tindakan apa yang aku lakukan. Kamu yang menggiring cinta, mengapa kamu tidak mengajarkan aku tentang bagaimana melupa?Bangga kah kamu jika telah menjadi manusia penjahat hati seperti ini? Aku lelah beramsumsi sendiri. Tolong beri aku jawaban. Mengapa kamu pergi meninggalkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai! Lelaki Berjambul Katulistiwa.
Novela Juvenilhanya monolog tanpa dialog. antalogi puisi #bydewik.