° Kesembilan

971 193 21
                                    

Contact me on instagram sugar.plxm_
Happy reading!

🕛

Jaehyun tergagap. Ia kehilangan seluruh kata - katanya mendengar penuturan sang Ibu beberapa menit lalu.

Sekarang ia merasa ia adalah sebuah kutukan dari hukum alam akibat dosa orang tuanya di masa kelam. Ini sungguh berita yang sangat mengejutkan, ia sudah dikhianati selama bertahun - tahun lamanya. Menanggung sendiri penderitaan sebagai anak indigo. Ia kira semua ini tanpa alasan, namun ternyata ada sebuah fakta yang terselubung sangat rapi hingga tak terlihat jejaknya.

Tadi sepulang dari halte, remaja tinggi itu kehujanan hingga tubuhnya basah kuyup kecuali tas sekolahnya yang berhasil terlindungi.

Hal pertama yang Jaehyun temukan di rumah adalah sepatu Ibunya. Ia mengernyit. Ini kejadian langka, biasanya sang Ibu akan pulang bersama Ayahnya saat larut. Saat ia mengeceknya, ternyata benar, Ibunya sudah pulang.

" Mama? " Jaehyun mengernyit kala sorot matanya memandang bingung kearah wanita yang tengah termenung diam seraya memeluk buku gambarnya seolah sudah menemukan sesuatu yang berharga.

Kepala wanita itu mendongak. Iris matanya bersitatap dengan sang putra. Perlahan bulir air mulai menggenang hingga jatuh membasahi pipi putih itu tiba - tiba.

Melihat Ibunya menangis reflek membuat remaja di sana khawatir lalu membawa tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya. Jaehyun tidak mengerti, apa yang terjadi selama ia tidak ada di rumah. Apakah orang tuanya tengah bertengkar?

" Ja-Jaehyun, " panggil sang Ibu setelah lama tak bersuara. Seketika Jaehyun berdehem, melepaskan pelan tautan yang terbuat. Menatap kedua iris berair itu dengan sangat dalam.

Wanita tersebut menunjukan gambaran di tangannya. Tangannya bergetar seraya menunjuk ke arah sketsa di mana itu adalah wajah temannya, Taeyong. Yang menghilang hampir seminggu.

Jaehyun tersenyum kecil, ia mengambil buku yang berada di tangan sang Ibu. " Ini Taeyong, temanku. "

Ibu mengusap pipinya pelan. " Apakah dia masih hidup? "

Kepala Jaehyun lantas menggeleng, " Sayangnya tidak. "

" Sejak kapan kau berteman dengannya? "

" Tidak lama, baru satu bulan. "

" Apakah kau sakit karena Taeyong? " Ibu curiga bila sosok yang bernama Taeyong ini menyakiti putranya. Dengan cepat Jaehyun menggeleng. " Tidak, itu pilihanku sendiri untuk bergadang hingga pagi. " oh sial, Jaehyun keceplosan.

" Ha? Jadi itu sengaja? Kenapa?! "

Nada bicara sang Ibu mulai meninggi. Jaehyun tidak dapat mengelak, sepintar apapun ia menyembunyikannya. Suatu saat pasti akan ketahuan.

Pemuda itu menarik nafas perlahan, " Taeyong hanya muncul saat tengah malam. Entah kenapa, dan aku tidak akan menyia - nyiakan waktu dengan tidur karena saat fajar tiba Taeyong sudah menghilang. Maaf. "

" Ah sial, malam itu.. " bukannya memarahi Jaehyun, sang Ibu malah mendecak lalu mengumpat. Wanita itu nampak sangat frustasi, ia mengusap wajahnya dengan kasar sebelum menatap intens kedua manik tajam Jaehyun.

23.59 PM ⚝ Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang