Hampir Hilang

538 99 7
                                    

"Dokter!!!!!!!" Jason

Dokter dan beberapa perawat memasuki ruangan,kenapa ini apa yang harus Jason lakukan sekarang haruskah sekarang ia kehilangan semoga saja tidak,jangan sekarang.

"Maaf mas tolong keluar dulu biar kami yang menangani pasien"

"Tolongin dia sus selamatkan dia" pinta Jason

"Silahkan mas keluar dulu"

"Jas udah keluar dulu biar Listia cepet ditangani" Rangga

"Lis plis jangan sekarang gue nggak siap" Amanda

Tangisan pecah didepan ruangan itu empat puluh menit dokter tak kunjung keluar sebenarnya apa yang terjadi didalam.

"Ayah hiks..hiks.. Listia yah"

"Iya bun sabar sebentar lagi pasti kita dapat kabar baik"

"Ini salah gue bego gue bodoh" kata Jason diiringi dengan hantaman tangan ketembok beberapa kali

"Cukup Jas jangan salahin diri lo dulu" Rangga

Jason menatap lekat Rangga melihatkan tatapan yang sulit diartikan "Lo nggak liat Ngga?Listia disana itu gara gara gue gue yang udah sia siain dia gue yang udah nelantarin dia"

"Nggak Jas Listia pasti sedih atas apa yang lo lakuin,kita berdoa semoga dia baik baik aja" Rangga

"Saya masih ingin mengenal kamu lebih dalam Lis,izinkan saya untuk bisa menjaga kamu" lirihnya

Dokter keluar dari ruang itu,kini semuanya terdiam menunggu kejelasan dari dokter

"Gimana dok keadaan putri saya?"

Diam,tak ada jawaban

"Dok gimana malah diam saja"

"Jangan buat saya menekan anda"

"Putri bapak sudah melewati masa kritisnya,ini sungguh ini keajaiban semangat orang disekitarnya kini yang menumbuhkan rasa kuat untuk pasien agar bertahan"

"Dan satu lagi,pasien memanggil satu nama" lanjutnya

"Siapa dok?"

"Jason"

Kini pandangan semuanya kearah Jason tatapan tak percaya atas apa yang terjadi,bahkan orang yang menjadi tokoh utama ini tak percaya bagaimana bisa orang yang sudah ia sakiti masih dan selalu meningatnya bahkan dalam keadaan tak sadar sekalipun.

"Pasien sudah sadar dok?"

"Masih dalam obat bius tak lama pasien akan segera sadar kalau begitu saya permisi dulu"

"Om" panggil Jason

"Masuklah nak dia merindukanmu"

Hanya anggukan balasan dari Jason itu menandakan baiklah.Sungguh ingin rasanya Jason memeluk erat badan kecil mungil itu orang yang selalu ia rindukan meski perasaannya tak jelas sebagaimana artinya,perlahan ia masuk sedikit demi sedikit mendekat kebangkar kini tak ada lagi oksigen yang sangat mengerikan itu menempel diwajah gadis ini.

"Terimakasih" itulah satu kata yang diucapkan Jason sambil membelai rambut Listia,berharap semoga ia lekas membuka matanya.

Setelah dokter mengatakan bahwa Listia akan segera sadar,beberapa perawat memindahkan bangkar itu ke ruang rawat.Itu cukup membuat perasaan Jason lebih tenang karena setidaknya perasaan khawatirnya tidak semenegangkan kemarin.

"Om tante sebaiknya pulang dulu,biar Jason yang menjaga Listia disini"

"Tidak merepotkan kamu nak?"

Jason William WinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang