03. Alasan untuk percaya

248 18 7
                                    

Alara turun dari mobil sang kakak setelah melepas safety belt nya. Hari ini dia pulang jam lima sore karena ekskul yang dia ikuti.

Awalnya dia ingin membolos dengan Shanen dan Fanya. Tapi ketika teringat tentang ekskul Marching Band yang dia ikuti akan mengikuti lomba, Alara tidak bisa membolos begitu saja.

Bisa sih, kalau dia ingin. Hanya saja, Alara tidak ingin membuat teman-teman satu ekskul-nya kecewa karena dirinya.

"Lara, bawain gitar Abang sekalian dong"

Alara yang baru saja melangkah menuju pintu utama Rumah, langsung berhenti begitu mendengar suara sang Kakak memanggilnya.

Dengan malas, Alara merampas gitar berwarna hitam itu. Lalu kembali berjalan memasuki Rumah.

Melihat wajah adiknya yang manyun membuat Aluka terkekeh geli. "Disuruh sama Gue gitu amat mukanya"

Alara hanya membalasnya dengan lirikan sinis sebelum benar-benar masuk kedalam Rumah.

Aluka mengikuti dibelakang. Dengan tas berisi laptop, juga tas berisi proyektor.

Langkah kedua kakak beradik itu berhenti diruang tamu. Alara terpaku menatap seorang laki-laki yang selama seminggu ini tidak dia lihat wajahnya, sedang duduk di sofa sembari memandangnya yang baru datang.

Sorot mata laki-laki itu tampak datar. Membuat hati Alara berdenyut nyeri.

"Lah Dit? Ngapain lo?" tanya Aluka sembari berjalan lebih dulu mendahului Alara yang masih berdiri terpaku tak jauh dari Sofa.

"Menurut lo?" balas Aditya saat Aluka sudah duduk disampingnya.

Aluka terkekeh sembari menyugar rambutnya. Tatapan mata Aluka kini jatuh pada Alara yang masih berdiri. "Ra? Kok masih diri disituh? Ini ada pacarnya juga. Biasanya udah jumpalitan kalo Adit kesini"

Alara mengerjap. Kemudian mendelik pada kakaknya. Alara berdehem pelan. Kemudian berjalan, dan duduk di sofa seberang. Berhadapan dengan Aditya dan Aluka.

"Kak Adit ngapain?" tanya Alara basa basi.

Aluka menatap bergantian pada kedua sejoli didekatnya. Kemudian tanpa kata, dia berdiri. "Gue tinggal dah" katanya sembari berlalu pergi. Meninggalkan Aditya dan Alara berdua.

Aluka sadar, adik dan sahabatnya itu sedang ada masalah dalam hubungan mereka. Makanya dia memilih pergi dan memberikan waktu untuk mereka.

Kembali pada Aditya dan Alara.

Setelah Aluka pergi, Alara jadi duduk dengan gelisah. Gadis itu tidak bisa tenang dalam duduknya. Karena entah kenapa, dia merasa bahwa Aditya terus-terusan menatapnya.

"Seminggu ini kamu enggak ada kabarin aku"

Alara melirik kecil kearah Aditya didepannya. Gadis itu menggigit bibir. "A–alara sibuk" jawabnya dengan pelan.

Terdengar tawa meremehkan dari Aditya. Laki-laki itu menyandarkan punggung ke sandaran sofa sembari menyugar rambutnya kebelakang.

"Sibuk?"

Alara meneguk ludah sembari mengangguk pelan.

What Is The Difference? - 2021 | Republish✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang