Alara mendapat pesan dari Aluka jika siang ini, dia harus ke sebuah kafe. Aluka dan teman-temannya sedang berada disana karena Edwin—salah satu teman kakaknya—sedang mentraktir karena pria itu Ulang Tahun.
Alara memang sangat dekat dengan teman-teman Aluka. Bagi mereka, Alara adalah adik mereka juga. Begitupun sebaliknya. Mereka juga bagai seorang Kakak bagi Alara.
Tapi sekarang, Alara sedang dilema. Jika dia pergi, disana pasti ada Aditya dan tentunya Elsa. Tapi jika tidak pergi, dia merasa tidak enak pada Edwin.
Sungguh, Alara merasa takut untuk bertemu Elsa dan Aditya. Hatinya belum sekuat itu untuk bertemu dengan mereka berdua. Alara takut tidak bisa menguasai diri saat berhadapan dengan dua orang yang sudah menyakitinya tersebut.
Gadis mungil itu menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian kepalanya tertoleh, menatap Shanen yang masih sibuk memasukan Buku-Buku kedalam tas. Lalu katanya, "Nanti ikut gue yuk"
Shanen dan Fanya kompak menoleh pada Alara. Lalu Shanen bertanya, "Kemana?"
"Kak Edwin lagi ultah. Dia nyuruh gue dateng ke Kafe tempat dia sama yang lain. Dia mau traktir gue sama kalian juga katanya"
"Wih, boleh tuh!" sahut Fanya seraya memasang Tas-nya dipunggung.
"Gue ikut juga! Lumayan, ditraktir Kak Edwin!"
Alara mengangguk, kemudian mereka bertiga berjalan keluar kelas bersamaan.
Fanya menoleh pada Alara. "Lo nggak papa gitu, kesana?"
Alara mengerutkan kening seraya menoleh pada Fanya. "Emang kenapa deh?"
"Disana kan, ada kak Aditya sama ... Si Cabe" ucap Fanya pelan.
Alara mengulum bibirnya kedalam dengan mata yang kini menatap kedepan. "Dikuat-kuatin aja" ucapnya dengan enteng. Walaupun sebenarnya, dalam hati dia juga merasa takut.
Fanya dan Shanen saling melempar pandang. Merasa kasihan pada sahabat mereka satu itu. Rasanya, mereka berdua ingin menendang Aditya sampai pria itu hilang dari Bumi. Kesal sekali.
Apalagi Elsa. Fanya dan Shanen jadi menyesal karena pernah mengidolakan wanita satu itu. Sekarang mereka merasa begitu jijik pada Elsa yang telah mengambil kebahagiaan orang lain tanpa sadar.
Padahal, dirinya juga wanita. Tapi kenapa tega menyakiti sesamanya ya? Apa dia tidak punya hati? Apa dia tidak pernah berfikir tentang bagaimana jadinya jika dialah yang ada di posisi Alara saat ini?
Shanen merangkul Alara. "Kapan nih, mau putus?"
Alara mengedikan bahu. "Nggak tau lah. Jalanin aja dulu. Gue mau liat, sampe mana mereka bakalan bohongin gue"
Fanya dan Shanen kompak mengangguk paham.
"Sekarang juga, gue udah mulai berhenti perduli sama kak Adit. Rasanya tuh kayak ... Gue capek. Karena kesannya, cuma gue gitu yang berusaha dalam hubungan ini. Sedangkan dia? Malah enak-enakan selingkuh sama sahabatnya" ucap Alara dengan lesu.
Shanen mengusap bahu Alara dengan lembut. "Gue harap, lo cepetan lepas deh dari dia. Biar lo juga bisa cari yang baru. Arda, misalnya?" Shanen menaik turunkan alisnya menggoda.
Alara mendengus, sedangkan kedua sahabatnya tertawa keras.
"Kalian berdua cocok tau?" Fanya menyahut. "Yang cowok tinggi ganteng kayak pangeran, yang cewek bulet imut kayak ceri"
Alara hanya mendecak. Tak mau terlalu memperdulikan.
🕊🕊🕊
Elsa memperhatikan Aditya yang terlihat sibuk dengan ponselnya. Elsa sedikit melirik layar ponsel Aditya yang menyala. Terlihat Aditya sedang membuka kontak seseorang. Dan saat mengenali nama kontak yang Aditya kirimi pesan berkali-kali itu, hati Elsa mencelus.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Is The Difference? - 2021 | Republish✔
Romance-Tentang dua Hati yang saling mencintai, namun memilih untuk saling mengkhianati- Published : [26-01-21] Ending : [19-05-21] ©saturfive_2002, 2021