02. Hati yang kembali patah

294 19 3
                                    

Hari ini Alara memaksa untuk dipulangkan dari Rumah Sakit. Awalnya, Shanen dan Fanya menolak keras karena kondisi Alara belum benar-benar membaik.

Tapi gadis kecil itu terus saja merengek meminta pulang. Jadilah sekarang mereka bertiga sudah duduk didalam Mobil milik Fanya. Dengan Alara yang terus menunduk karena takut dengan Shanen dan Fanya yang terlihat menyeramkan.

Tatapan keduanya begitu tajam. Dan itu karena sifatnya yang mengesalkan ini. Tapi kan, Alara tidak betah jika harus berlama-lama dirumah sakit. Ditambah lagi, Aluka—kakaknya—terus saja menelepon menyuruhnya untuk pulang.

Untung saja ini hari minggu. Jadi mereka tidak akan datang ke sekolah.

"Eum, Shanen"

Gadis yang namanya dipanggil hanya melirik sinis kearah Alara. Kemudian kembali sibuk dengan ponsel ditangannya. Pura-pura tidak perduli pada gadis itu.

Alara memanyunkan bibir melihat respon Shanen. Lalu gadis itu menatap Fanya yang sedang menyetir dalam diam. Ingin memanggil, tapi dia terlaku takut. Jadilah gadis itu kembali menunduk dengan kedua tangan saling bertaut.

Shanen melirik Alara dari spion yang ada ditengah-tengah. Gadis itu menghela nafas. Merasa tak tega pada akhirnya.

"Apaan?" tanyanya sembari menoleh.

Alara mengangkat kepala dengan mata yang berbinar-binar karena akhirnya, Shanen merespon. Sedangkan Fanya hanya melirik mereka sekilas tanpa minat.

"Minta liptint dong..." ucap Alara dengan suara yang dibuat seimut mungkin.

Shanen berdecak. Kemudian merogoh tasnya dan mengambil liptint dari sana. Memberinya pada Alara.

Alara menerimanya dengan senyum lebar walau wajah sayu-nya masih terlihat. "Makasih Sha Sha~" katanya dengan nada mendayu. Membuat Shanen dan Fanya sama-sama mendengus.

Alara mulai memoleskan liptint itu secara tipis. Dengan modal ponsel yang layarnya sudah mati sebagai kaca. Tidak apa-apa, yang penting jangan sampai dia celemotan saat memakainya.

Setelah selesai Alara mengembalikan liptint pada si empu. Dia berharap, liptint milik Shanen bisa menyamarkan wajah pucatnya. Agar Aluka dan Papi tidak mencurigainya.

"Sekarang, hubungan lo sama Aditya gimana?" tanya Fanya tiba-tiba.

Shanen melotot kearahnya. Tatapan Shanen seakan mengatakan : Kenapa lo harus sebut nama bajingan itu sekarang?! Kalau Alara drop lagi gimana?!

Fanya meringis. Mulutnya sudah terlalu gatal untuk mengeluarkan pertanyaan itu. Pertanyaan yang sebenarnya sudah ingin dia tanyakan dari kemarin. Hanya saja, karena keadaan Alara yang lemah, Fanya tidak mempertanyakannya.

Shanen menatap Alara yang terlihat langsung terdiam setelah pertanyaan dari Fanya tadi. Gadis itu kembali melirik Fanya dengan tajam. Sedangkan yang ditatap membalas dengan tatapan bersalah.

"Ra, gue—"

"Enggak, enggak papa. Tadi lo tanya apa?" potong Alara begitu saja. Wajahnya kini menampakan raut biasa saja. Tidak ada raut sedih. Tapi Shanen dan Fanya tahu jika Alara sedang menyembunyikan kesedihannya.

"E–enggak jadi Ra" jawab Fanya begitu saja. Gadis itu kembali memfokuskan diri pada jalanan didepannya. Begitupun Shanen yang kali ini memilih untuk menatap jalanan.

What Is The Difference? - 2021 | Republish✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang