08. Perihal Rindu

241 17 7
                                    

Aditya masuk kedalam Apartemen miliknya. Wajahnya tampak lesu. Tidak ada gairah sama sekali.

Laki-laki itu berjalan pelan menuju kamar. Duduk dipinggiran kasur dan menghadap langsung pada tembok kaca yang menyuguhkan pemandangan langit malam.

Dia menghela napas. Terdengar lirih. Seakan dia sedang menahan sebuah beban berat.

Tadi pagi, Aditya datang ke rumah Alara. Laki-laki itu berniat untuk mengajak kesayangannya itu jalan-jalan.

Tapi sayangnya, Aluka bilang Alara sedang pergi dengan temannya. Aditya kira teman yang Aluka maksud adalah Shanen dan Fanya. Namun ternyata bukan.

Orang yang mengajak Alara pergi adalah orang yang saat itu mengaku-ngaku sebagai calon pacar Alara. Bocah yang mampu membuat Aditya kesal setengah mati.

Aditya hanya tidak menyangka, kenapa Alara bisa begitu dekat dengan bocah tersebut. Padahal, Alara bukan tipe gadis yang mudah akrab pada laki-laki.

Mungkin berteman masih bisa, tapi untuk jalan-jalan berdua? Itu bukan Alara sekali. Alara bukanlah tipe gadis yang bisa diajak jalan-jalan oleh sembarang laki-laki.

Tapi, kenapa sekarang Alara-nya berubah?

Sumpah demi apapun, Aditya tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.

Kenapa sikap Alara bisa berubah drastis seperti sekarang?

Memikirkan itu, membuat kepala Aditya pusing. Laki-laki itu mengambil ponselnya disaku. Membukanya, yang kemudian layarnya langsung menyuguhkan foto antara dirinya dan Alara.

Itu foto lama sebenarnya. Foto saat mereka baru saja jadian. Aditya sudah memasang foto itu sebagai lockscreen dan wallpaper sedari dulu. Tidak pernah dia ganti.

Karena dia ingin selalu ingat dengan kenangan mereka.

"You Look So Cute" Aditya tersenyum tipis sambil memandanginya. Ah, dia terlihat seperti remaja yang sedang kasmaran.

Aditya tidak berbohong. Alara benar-benar tampak lucu didalam foto itu. Lucu sekali. Pipi gadis itu menggembung, dan bibirnya tampak mengerucut kecil. Bikin Aditya gemas.

Senyum Aditya berubah miris. Dia rindu.

Dia rindu Alara.

Dia ingin bertemu ceri-nya.

🕊🕊🕊

"Makasih ya, Ar. Seneng deh gue hari ini" ucap Alara sambil tersenyum.

Arda membalas senyum itu dengan manis. "Santai. Apapun yang buat lo seneng, pasti gue kasih. Annything for you, Alara.."

Alara tersenyum saat mendengarnya. Tidak bisa dipungkiri jika hatinya menghangat mendengar penuturan Arda. Kadang, Alara juga merasa nyaman berada didekat laki-laki ini. Dengan Arda, Alara kembali merasakan rasanya menjadi seorang gadis yang disayang.

"Arda..."

"Hm?"

"Lo ... Suka gue kan?"

Arda tersentak. Tubuh yang tadi dia sandarkan kesandaran kursi Mobil langsung berubah tegak. Laki-laki itu menoleh, menatap Alara yang kini menatapnya dengan sorot ... Lembut?

What Is The Difference? - 2021 | Republish✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang