"Apa ini jalan kisahku, atau hanya sebuah teoriku saja"
🌻🌻
Bagi sebagian orang yang beragama Nasrani, tubuh yang tidak lagi bernyawa atau sudah meninggal, akan di letakkan di dalam petih mati. Mereka juga akan memberikan jangka waktu dua sampai tiga hari bahkan lebih untuk menyimpan mayat di dalam rumah. Tapi mereka melakukan itu sudah lebih teliti untuk menyuntikkan berupah cairan formalin agar tubuh mereka yang sudah meninggal lebih awet ( tidak akan cepat atau mudah berbau tidak sedap ). Itu bukan peraturan, hanya saja mereka ingin menghargai setiap permintaan keluarga yang mungkin saja akan datang dari tempat jauh, serta mereka ingin melihat tubuh orang yang mereka sayang untuk yang terakhir kalinya.
Hari ini adalah hari ketiga, kedua orang tua Nada meninggal dan dikuburkan sekitar pukul dua siang tadi. Itu artinya tubuh mereka akan di letakkan di dalam liang lahat, tetapi Roh mereka akan kembali kepada Sang Pencipta-Nya.
Dari awal sampai berakhirnya acara pemakaman, Nada sama sekali belum membuka bicara. Tatapannya terlihat sangat kosong, dengan raut wajah yang begitu lesuh serta terlihat sangat-sangat pucat, bahkan di saat membawa foto kedua orang tuanya, Nada sempat tersandung sebuah batu, untung saja Zanny yang berada di samping Nada siap siaga untuk membantunya.
Saat ini, Zanny dan Nada sedang berada di dalam kamar milik Nada. Sedangkan Yando, Romi dan Riel membantu para pekerja untuk membersihkan semua peralatan yang di gunakan saat acara tadi.
"Nada, makan dulu ya! kasian perut loh, belum ada di isi sama sekali sejak kemarin." Zanny mencoba untuk membujuk Nada agar mengisi perutnya dengan sedikit makanan yang di bawah oleh Bi Nana untuk Nada. Namun sayangnya, Zanny hanya mendapat gelengan kepala dari Nada.
"Nad, jangan gini dong. Entar loh sakit, kalau loh nggak mau makan," Zanny khawatir melihat keadaan Nada yang sangat menyayat hati. "Kalau loh sakit, pasti papa sama mama loh di atas sana bakalan sedih, karna ngeliat keadaan loh kaya gini. Makan ya Nad, dikit ajah." Sambung Zanny.
Tapi nihil, bujukan apapun yang Zanny lontarkan tidak ada yang bisa membuat Nada melirik ke arah makanan yang di pegang oleh Zanny.
" Zan, gue boleh sendiri dulu nggak?," akhirnya Nada membuka bicara, meskipun kalimat pertama yang di ucapkan Nada adalah permintaan yang mungkin ragu untuk Zanny turuti.
Bukannya ingin mengusik ketenangan Nada, tapi Zanny enggan untuk meninggal Nada dengan keadaan yang seperti ini. Takutnya Nada akan melakukan hal yang tidak di inginkan jika dia sedang sendiri.
"Tapi Nad, gu-" belum sempat Zanny menyelesaikan kalimatnya, Nada sudah lebih dulu memotongnya.
"Zan, gue mohon biarin gue sendiri dulu ya? udah tenang ajah gue nggak apa-apa kok, gue cuman pengen sendiri ajah." ucap Nada dengan sedikit memohon serta suaranya yang terdengat begitu lirih.
Zanny menghela napas panjang, meskipun begitu, Nada memang perlu waktu untuk sendiri dan menenangkan pikirannya.
"Emm ... Yaudah deh, kalau gitu gue keluar ya? kalau loh butuh sesuatu panggil gue ajah. Gue bakalan selalu ada buat loh. Jangan lupa loh harus istirahat yang cukup. Ok! " kata Zanny sebelum beranjak keluar dari kamar untuk memberi ruang kepada Nada. Sedangkan Nada hanya membalas dengan anggukan dan senyuman yang sangat ... terpaksa.🌻🌻
Setelah mengembalikan beberapa barang yang sudah tidak di butuhkan, ketiga pria itu sekarang tengah duduk di sofa. Sementara untuk kegiatan penghiburan malam nanti, Romi juga sudah menyelesaikan segala urusan serta hal yang di butuhkan.
Acara penghiburan malam, bukanlah acara yang besar, itu hanya seperti ibadah yang di hadiri oleh keluarga atau kerabat terdekat saja.
"Bang, gue ke kamar Nada dulu ya, mau liat keadaan dia. " Riel berdiri dari duduknya berniat ingin melihat keadaan adiknya saat ini. Sedang Romi hanya mengangguk sekilas.
" Yan, gue tinggal dulu, nggak apa- apa kan? "
kemudian Riel berbalik pandang untuk berpimatan kepada Yando sebelum pergi menuju kamar Nada." Santai ajah, nggak apa- apa kok, lagian udah hampir malam juga, gue sekalian mau pamit pamit. " Yando mempersilahkan Riel untuk pergi, lalu beralih melihat jam tangannya yang memang sudah menunjukkan pukul enam lewat empat puluh dua menit.
" Loh, nggak mau sekalian nunggu sampai acara penghiburan? lagian udah mau waktunya kok? " Romi menawarkan agar Yando lebih baik pulang setelah acara nanti.
" Sorry, bukannya gue nggak mau, cuman ya gue nggak enak soalnya kan acara ini cuman para keluarga loh doang. Lagian juga gue ada urusan. Sorry ya?" sebenarnya Yando juga kurang enak menolak permintaan Romi, tapi apa boleh buat dia harus pulang karn harus menyelesaikan beberapa urusan.
" Yaudah deh kalau gitu, oh ya, thanks juga udah bantuin kita berdua. " Romi hanya bisa berterimakasih atas bantuan Yando.
" Skali lagi thanks ya. " Riel menjabat tangan Yando dengan jabatan khas seorang pria.
Setelah berjabat tangan dengan Yando, Riel melangka menuju kamar Nada yang ada di atas lantai dua. Belum sempat Riel melangka naik, terlihat Zanny sedang menuruni anak tangga.
" Gimana keadaan Nada? " tanya Riel saat Zanny sudah berada di hadapannya. " Yah, gitu deh, dan juga dia bilang, dia pengen sendiri dulu untuk sementara waktu ini. " jawab Zanny.
Niat Riel yang ingin melihat Keadaan Nada akhirnya dia urungkan dulu. Setelah mengatakan hal yang tadi, Zanny berjalan menuju ruang tamu di ikuti oleh Riel.
"Ehh ... Yan, loh belum balik? " tanya Zanny saat melihat Yando yang masih berdiri di ruang tamu bersama Romi.
Karna mendengar namanya di panggil, Yando melihat ke sumber suara. Terlihat Zanny datang bersama Riel.
" Ohhh, ini gue udah mau balik, loh sendiri? masih mau disini dulu atau loh mau bareng gue? " ucapa Yando.
" Barengan ajah deh, gue juga udah mau balik."
" Emang loh nggak temenin Ana dulu? "
" Mungkin skarang nggak deh, soalnya dia bilang lagi pengen sendiri ajah. " jawab Zanny yang di angguki oleh Yando.
" Zan, thanks juga ya loh udah nemenin Nada sampai skarang. " kata Romi ke pada Zanny.
" Iya, sama- sama kak, kalau gitu gue sama Yando balik dulu ya? " ujar Zanny sambil melirik ke arah Yando.
" Ehmmm ... Yaudah, kalian berdua hati-hati ya! " jawab Romi sekenannya.
" Ayoh! gue antar kalian ke depan. " Riel mempersilahkan Yando dan Zanny untuk berjalan lebih dulu, untuk mengantar mereka ke pintu utama.
Setelah sampai di depan pintu utama, Yando dan juga Zannh kembali berpamitan kepada kepada Riel. Kemudian mereke berdua menuju mobil milik Yando yang terparkir rapi di halaman depan rumah Nada.
Saat mobil Yando sudah tidak lagi terlihat oleh pandangan Riel, dia kembali masuk ke dalam rumah untuk menunggu menunggu acara penghiburan malam nanti.
Hallo manteman👋🤗
Maaf ya kalau masih banyak yang kurang:(
Dan ya, jangan bosan baca kata maaf dari aku:)Jangan lupa voment😁
Lov u all ❤❤
Tetap semangat dan jaga kesehatan, untuk menjega covid-19.😇
KAMU SEDANG MEMBACA
ABADIKU[ON GOING]
Teen Fiction"Aku menunggu mu , meski aku tidak tau apakah Tuhan benar benar mengambilmu atau dia hanya sedang bermain dengan takdirku dan menguji diri ku" ~Bryando Dwi Sanjaya~ Follow aku ya teman teman sebelum membaca Dan jangan lupa di vote Love you all #Abad...