Prologue

23.8K 876 17
                                    

Hanum percaya pada takdir.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-25 dan teman-teman sekantornya (teman-teman dekat Hanum yang tahu orientasi seksualnya dan bahwa Hanum masih perawan ting-ting) memberikan kejutan kepadanya. Mereka menutup matanya, lalu membawanya ke suatu tempat. Baru saat sudah sampai Hanum boleh membuka mata.

Hanum tidak mengintip, tapi firasatnya agak tidak enak saat mendengar musik setibanya di tempat yang dituju. Lalu wangi-wangian itu juga .... Wanginya enak dan tidak sampai memusingkan, tapi kombinasi dari musik dan wangi-wangian itu mengarah ke suatu hal yang agak ....

Lalu saat Hanum sudah duduk dan penutup matanya dilepas, ia mendapati dirinya berada di dalam sebuah ruang privat tertutup. Ukurannya tidak sampai sebesar apartemen tipe studio, dengan televisi di dinding, tempat duduk kulit imitasi berwarna cerah, dan meja yang merangkap sebagai panel kontrol untuk hampir segala hal di dalam sana. Sebuah tampilan hologram menyembul dari permukaan meja:

SELAMAT DATANG DI MADAME'S ROOMS: LOVE AND RELAXATION CENTRE.

-BEST LADIES FOR THE BEST LADIES-

"Kalian memesankan apa untukku?" protes Hanum. Harusnya dia tidak perlu tanya, tagline yang muncul di hologram beserta nama tempatnya sudah lebih dari cukup untuk membuat Hanum paham.

"Escort yang paling cantik yang tersedia malam ini, Say." Teman Hanum yang bernama Wita tersenyum super lebar.

"Ini dipakai ya kalau semisalnya butuh." Elvina meletakkan dompet plastik transparan berisi .... "Semuanya baru kok."

"Paket escort-nya sudah termasuk boleh pakai itu."

"Oi."

Hanum tidak sanggup memprotes lebih lanjut. Di satu sisi ia kesal karena teman-temannya ini iseng luar biasa, di sisi lain ia penasaran. Hanum tidak akan menyangkal bahwa ia ingin mencoba berhubungan intim dengan seseorang, namun tertahan idealismenya untuk menikah dulu baru melakukan langkah selanjutnya.

Benar-benar dilema.

Beberapa teman Hanum lebih santai soal itu. Ada yang memang sudah menikah, ada yang "asal pakai pengaman", ada juga yang memang punya "teman tapi mesra".

Hanum tiba-tiba menyadari temannya yang bernama Nisa, yang menunggu di ambang pintu dan tidak ikut masuk ke dalam ruangan, adalah yang sudah menikah, terhitung religius, tapi justru paling sering diam-diam menjerumuskan Hanum ke berbagai situasi khayalan NSFW. Jangan-jangan ini semua idenya Nisa?

"Safe sex, ya, Num!" seru Wita, Elvina, dan Nisa berbarengan dari ambang pintu. Mereka mengucapkannya dengan nada sama seperti melepas temannya pergi liburan.

Hanum hanya meringis dan membalas lambaian tangan teman-temannya hingga pintu ruangan menggeser menutup. Ia meraih dompet yang ditinggalkan Elvina di atas meja, memeriksa benda-benda di dalamnya dengan lebih seksama. Isinya: kondom, dental dam, pelumas, dan set dildo dengan strap-on-nya. Perbekalan lengkap.

Dan Elvina bilang semua itu masih baru? Hanum kaget juga teman-temannya rela mengeluarkan uang cukup banyak untuk ini semua. Apa kabar Nisa kalau suaminya tahu dia ikut patungan membeli hadiah semacam ini?

Sebelum Hanum membereskan kembali semua "perlengkapan perang" pemberian teman-temannya, pintu ruangan bergeser membuka lagi. Seorang wanita semampai melangkah masuk dengan gerak-gerik anggun. Hanum mendongak, menoleh ke arah sosok tersebut untuk melihatnya lebih jelas.

"Eh?"

"Hm?"

Hanum mengerjap. Si escort membuka mulut sedikit.

"Hanum?"

"Sinta?"

Sinta Ylendra Aphrodite adalah teman SMA Hanum yang didaulat sebagai bidadari jatuh dari surga karena kecantikannya.

Kenapa dia ada di sini???

Hanum dan Sinta [R18] [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang