Chapter 1; My Brother

1.8K 113 20
                                    

Siapa yang mau terlahir cacat? Apalagi bukannya diberi dukungan malah dijauhi, oleh orang tua sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang mau terlahir cacat? Apalagi bukannya diberi dukungan malah dijauhi, oleh orang tua sendiri.

Pasti tidak ada.

Namun takdir berkata lain untuk seorang pemuda bernama Han Jungkook. Kedua orang tuanya membencinya sebab ia lumpuh sejak lahir. Mereka lebih menyayangi sang kakak, Han Seokjin, yang terlahir normal dari pada adiknya. Banyak sekali hal yang orang tuanya bedakan, mulai dari kasih sayang, sampai pendidikan.

Seokjin sekolah, tapi Jungkook tidak.
Alasan kedua orang tua mereka, karena malu menunjukkan Jungkook pada publik.

Jungkook tentu saja iri pada Seokjin.

Seokjin selalu diusap, dipeluk, dan dicium oleh orang tua mereka. Sedangkan, dirinya, menonton televisi atau bahkan makan di meja makan saja tidak boleh.

Justru yang ada, ayah dan ibunya melakukan kekerasan fisik padanya saat Seokjin tidak ada. Entah itu, memukul atau menampar Jungkook sampai pipinya membengkak.

Sakit sekali rasanya, sampai Jungkook pernah ingin bunuh diri kalau saja tidak dicegah Seokjin.

Ya, Seokjin sangat sayang pada adiknya. Dia tahu semua yang terjadi, semuanya. Ia cukup bersyukur karena belakangan ini orang tua mereka sering pergi ke luar kota.

"Kook, Hyung pulang!" teriak Seokjin lalu langsung ke kamar Jungkook. "Eo? Kookie tidur ternyata.." gumamnya. Seokjin mengusap kepala Jungkook dan mengecupnya.

Setelah berganti baju, Seokjin memasak untuk makan sore. Dari pada menyuruh adiknya ke meja makan, lebih baik makanannya dibawa ke kamar. "Kook, sudah bangun? Bagaimana harimu?" tanyanya sambil tersenyum.

Jungkook menoleh. "Seperti biasa, Hyung. Hanya di atas tempat tidur."

Jujur saja, Seokjin merasa bersalah. "Ah, ini... Hyung bawa makananmu ke kamar. Ayo makan. Hyung suapi," kata Seokjin ceria untuk mengalihkan topik, lalu membantu Jungkook duduk.

"Hyung," panggil Jungkook dibalas deheman. "Kenapa Hyung sayang padaku? Tidak benci seperti Ayah dan Ibu?" tanyanya.

"Karena kau adik Hyung," jawab Seokjin santai lalu menyuapi Jungkook lagi.

"Hyung kalau kutanya selalu saja jawab begitu."

Seokjin terkekeh dan kembali menyodorkan makanan tapi Jungkook menolaknya. "Aku kenyang, Hyung."

"Kenyang bagaimana? Sepuluh suap saja belum!" protes Seokjin sambil menyipitkan kedua matanya dibalas tatapan jengah Jungkook. "Jangan bohong, Hyung."

"Hahh.. ya sudah. Ayo kita jalan-jalan, siapa tahu kau mau jajan." Seokjin menaruh mangkuk di tangannya dan perlahan mengangkat Jungkook ke atas kursi roda. Diacaknya rambut Jungkook gemas.

Sepulangnya dari jalan-jalan, Seokjin membantu Jungkook mandi dan membiarkannya menonton televisi, sedangkan ia membersihkan diri. "Jungkookie, kau menonton ap-, YA! Itu tidak sesuai umurmu! Ganti!" teriak Seokjin heboh saat melihat acara yang ditonton Jungkook.

Butterfly •JinKook• [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang