Butterfly •JinKook• [COMPLETED]

Chapter 13; Before The End

Soonji menepati janjinya. Dia menjenguk Jungkook. Di kamar mayat.

Jaeho yang menemaninya menghela jengah saat Soonji tampak uring-uringan ke sini. "Kalau kau tidak mau, tidak usah. Jungkook tidak perlu yang tidak tulus."

Soonji mendengus. "Aku bukan pelanggar janji."

"Terserah. Aku tunggu di luar."

"Hm."

Perlahan, Soonji menghampiri Jungkook, dengan raut wajah datarnya. Dia melihat sebuah brankart yang di atasnya adalah mayat yang ditutupi kain putih.

Soonji melirik nama yang terpasang di brankart, hanya terlihat sedikit, sebab separuhnya tertutup selimut. Jungkook.

"Jungkook," gumam Soonji.

Saat menyebut nama itu, hati Soonji terasa hampa. Seperti ada sesuatu yang ditarik menjauh dari kehidupannya. "Jungkook-ah, maafkan Ibu.." lirihnya.

Selama ini, Soonji gelap mata. Dibutakan oleh kekesalannya karena melahirkan anak cacat, hingga tidak memikirkan imbasnya.

"Jungkook-ah, Ibu minta maaf," isak Soonji.

"Maaf sudah menghancurkan semuanya, maaf membuatmu tumbuh sendiri, maaf tidak bisa menjadi Ibu yang baik, maaf untuk semuanya, Jungkook.." Soonji menutup wajahnya, menangis.

"Maafkan Ibu, sayang..."

Jaeho yang ada di luar mendengar istrinya menangis pun, masuk dan membawanya pergi. "Jungkook tidak akan suka melihat ibunya menangis, Ji," bisiknya.

- Butterfly -

Seokjin menatap bubur di pangkuannya dengan tatapan tidak minat. Dia eneg makan makanan rumah sakit.

"Kau sudah boleh pulang besok, Seokjin-ah," kata Junmyeon sambil menepuk bahu Seokjin.

Seokjin mengangguk tanpa suara.
Percuma jika dia pulang, tapi tidak ada Jungkook yang menyambutnya.

"Aku permisi dulu."

Seokjin menatap Junmyeon yang melenggang keluar ruangan. Dia bahkan tidak mengucapkan turut berduka cita atas kepergian Jungkook.

Karena, menurut Junmyeon itu tidak perlu dilakukan dalam kasus ini.

- Butterfly -

"Ayo, sayang.. cepat bersiapnya," suruh Soonji yang membereskan semua barang Seokjin.

Seokjin menghela lalu mengangguk. "Iya, Bu."