10.5

1.7K 169 29
                                    


U T U H

.

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

.

.

mereka adalah dua yang separuh

berharap dengan bersatu

mampu menjadi utuh

.

.

happy reading!

.

Mendesah lega karena mendapati taman di seberang aula pesta terbilang lengang, Hinata segera memposisikan tubuhnya pada salah satu bangku. Melarikan diri seperti ini bukanlah gayanya, sebab sekali pun ia melakukan hal serupa untuk menghindarkan diri sendiri dari agoni, rasa bersalah yang menghantuinya di penghujung hari adalah hal yang ia benci. Namun untuk kali ini dan kali ini saja, ia mencoba tak menggubris nurani karena benar-benar tak sanggup lagi menahan diri.

Sepasang manik bulannya memindai seluruh area taman untuk yang kesekian kali, dan ketika merasa benar aman, barulah ia mengembuskan napas puas. Hanya ada beberapa orang disana, dan hampir seluruhnya bahkan tak menyadari kehadiran Hinata karena terlampau fokus dengan aktivitas mereka. Hal yang tentu ia syukuri dengan sepenuh hati karena paling tidak kini ia tak lagi jadi pusat atensi.

Membiarkan bahunya yang tegang merosot turun dengan lega, Hinata lalu menyilangkan tungkainya dan melepas sepatu hak tinggi yang ia kenakan dengan perlahan. Ringisan pelan lolos dari bibirnya ketika dinginnya udara bebas menerpa jemari kakinya dengan seksama. Ia tak pernah menyangka berdansa dengan Hiroki Okimoto, si bungsu dari Okimoto Group yang belakangan ini tengah menapaki tangga karir, dapat menyiksa kakinya hingga ke titik dimana nyeri bahkan mampu membuat ujung-ujung kakinya mati rasa. Dan sekali pun ia mencoba mengerti bahwa mungkin kurangnya kemampuan dansa pria itu adalah karena pribadinya yang canggung, namun ia mencatat dalam hati untuk tak menyanggupi tawaran Hiroki di kemudian hari.

Dalam sentuhan ringan, ia mencoba memijat kakinya dengan perlahan-lahan. Rasa nyeri itu kembali lagi, dan kini menyebar dengan begitu cepat hingga ringisan lolos untuk yang kedua kali dari bibirnya. Hinata mendesah lagi, matanya berkabut oleh kristal bening yang naik tanpa ia sadari. Betapa ia tak menyangka hanya dengan satu dansa yang dimaksudkan untuk menunjukkan kemurahan hati, ia malah berujung dengan kaki yang nyeri begini.

Dengan gigi yang bergemeretak juga bibir yang kuat dirapatkan guna mencegah rintihan, jelita satu itu tengah mempersiapkan diri untuk kembali memijat kakinya. Namun belum sempat tangannya menyentuh kaki, suara bariton yang familiar membuatnya berhenti.

"Kau baik-baik saja?"

Adalah Sasuke Uchiha yang menyuarakan pertanyaan itu. Satu yang membuat Hinata menengadahkan kepala dan sontak menarik jemarinya turun kembali ke pangkuan. Pria itu berdiri kaku di ambang pintu penghubung aula dengan taman dimana Hinata masuk tadi, sebelah tangannya memegang pemantik api yang siap menyala kapan saja sedang pada tangannya yang lain terselip sebatang rokok. Namun lepas beberapa detik, alih-alih menyalakan pemantik dan melanjutkan aktivitas yang hendak dimulainya, Sasuke malah mematung ketika mata mereka bertemu pandang. Kecemasan yang tak pernah Hinata kira pria itu miliki kini terpatri sedemikian jelas dalam ekspresi yang ia suguhkan.

Dalam satu gerak cepat setelah mata mereka saling bertautan, Sasuke kemudian menjatuhkan batang rokoknya dan menyelipkan kembali pemantik yang ia pegang ke dalam saku celana. Tanpa harus berlama-lama, ia lalu bergerak menyambangi Hinata dan berlutut di depannya. Ia tak mengira mereka akan bertemu lagi malam ini, lebih-lebih dalam situasi seperti ini. Ia pikir hilangnya Hinata dari lantai dansa adalah akhir jumpa mereka, namun benang merah di antara keduanya ternyata tak habis sampai disana saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

U T U H [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang