5

861 153 10
                                    

U T U H

.

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

.

.

.

mereka adalah dua yang separuh

berharap dengan bersatu

mampu menjadi utuh

.

.

happy reading!

.

.

.

Sehabis menyelesaikan rutinitas paginya dan melangkah keluar dari kamar mandi, Sasuke disambut oleh dering nyaring ponselnya dari nakas di sebelah ranjang. Pria yang masih separuh berpakaian dengan handuk kecil yang menggantung di leher itu sejenak mengangkat sebelah alisya, terpekur. Ia lalu melempar pandang pada jam dinding sepintas, dan ketika mendapati jam dinding masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit, alisnya terangkat kian tinggi.

Hari ini adalah hari Senin, dan Sasuke yakin betul bahwa jadwal paginya kosong tanpa janji. Ia sudah memastikan itu pada sekretaris pribadinya malam tadi, dan mengonfirmasi sekali lagi bawa ia bisa datang dengan santai hari ini. Maka dengan kerutan di dahi yang menggantikan posisi alis terangkatnya, Sasuke akhirnya melangkah ke arah nakas dan meraih ponselnya.

Kakashi Hatake. Nama itu muncul di layar ponsel dengan persisten, membuat Sasuke seketika menghela napas. Panggilan dari Kakashi seringkali tidak membawa kabar baik, alih-alih pria bersurai perak itu biasanya membawa petaka yang dibungkus dalam rupa kalimat menggoda langsung ke hadapannya. Dan meski tak mau mengakuinya, Sasuke punya firasat kali ini pun demikian.

Namun, baik atau buruk, berita tetaplah berita. Lebih baik mengetahuinya langsung dari mulut Kakashi dan mereka bisa berembuk untuk solusi secepatnya, ketimbang menunda walau pada akhirnya tetap harus diselesaikan. Maka dengan enggan dan setelah menghela napas sekali lagi, Sasuke mengangkat panggilan itu.

"Hn?" Sasuke membuka percakapan dengan jengkel.

Kekehan ringan Kakashi menyambutnya ringan di ujung sambungan telepon, "Ya ampun, ramah sekali. Kau terbangun di sisi ranjang yang salah, ya?"

Sasuke memutar bola matanya, malas. "Sudahlah, Kakashi. Ada apa?"

"Baik, baik." Kata Kakashi akhirnya, bahkan dengan mendengar suaranya saja Sasuke tahu pasti pria itu tengah tersenyum geli sambil menggelengkan kepala di ujung sana. Mantan wali asuhnya itu tak langsung melanjutkan, meninggalkan jeda sesaat yang kemudian diisi oleh getar dari ponsel Sasuke, satu yang menandakan ada surel masuk. "Coba buka pesan yang kukirimkan padamu."

Setelah mengaktifkan mode pengeras suara, Sasuke menjauhkan ponselnya dari telinga dan segera membuka pesan yang Kakashi maksud. Helaan napas lolos dari bibirnya untuk yang kesekian kali di pagi itu ketika melihat lampiran dari pesan yang Kakashi kirimkan, yaitu rupa tangkapan layar dari sampul depan surat kabar kenamaan. Laman itu memuat fotonya dan Hinata yang disandingkan dengan Naruto dan Shion. Bedanya, bila Naruto dan Shion memang nampak siap dipotret dengan mata yang memandang tepat ke kamera serta bibir yang mengulas senyum beserta pose yang tak kalah kasual, potretnya dan Hinata diambil dari kejauhan dan sedikit kabur, diambil entah kapan tapi yang jelas ketika mereka berada di dalam mobil dan hendak meninggalkan acara amal kepunyaan Sabaku. Tak lupa juga pada kedua foto yang dijejerkan itu diberi bubuhan judul penuh intrik, menggiring opini orang yang melihatnya seakan mereka berempat terjebak dalam skandal luar biasa.

U T U H [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang