CONNECT || Fred × Reader

#4

Don't forget to vote and comment!
.
.
.

[Word : 1449]

...***...

Pintu Hospital Wings menjeblak terbuka, aku masuk dengan pelototan marah Madam Pomfrey.

"Miss Williams, sebaiknya kau masuk dengan sedikit tenang."

Dari sudut mataku, aku melihat penyembuh senior itu melirikku sinis. Sepertinya ia masih dendam dengan ku. Ugh.. ya sudahlah. Lagipula semua obat buatannya memang tidak enak, bukan salahku kalau memuntahkannya. Anak anak lain juga sepertiku, tapi bagian tidak adilnya adalah dia hanya dendam padaku! Menyebalkan!

"Saya ingin menjenguk si kembar Madam, apa benar mereka ada di sini?" Madam Pomfrey mengangguk dan memberi sedikit wejangan tentang tata cara bertamu yang baik dan benar, sebelum mengizinkanku pergi. Lihat? Sepertinya ia benar benar menggaris bawahi namaku dan si kembar.

Aku berterima kasih dan pergi ke ruangan di belakangnya. Beberapa bilik terlihat tertutup rapat, sepertinya akhir akhir ini banyak anak yang menggunakan produk si kembar untuk membolos & tidur di Hospital Wings. Hmmm.. Bagus bagus! Itu baru namanya menikmati hidup!

Si kembar selalu berkata, 'aturan di buat untuk di langgar. Selama kepalamu belum putus, lakukan saja!'

Aku terkekeh pelan, sangat setuju dengan pemikiran mereka yang satu itu. Aku membuka salah satu tirai bilik di ujung yang tertutup.

"Siapa itu?!"

Eh? Sejak kapan Fred jadi berambut pirang dan mirip ferret?

"He? Kau yang siapa? Kenapa rambut Fred berubah jadi pirang?! KAU MENYAMAR JADI FRED UNTUK MENYUSUP YA?!"

Srrraakk

"Eve?" Aku menoleh ke kiri dengan cepat.

Aku memproses kejadian barusan, aku mematung terdiam. Bahkan omelan dari pemuda pirang dan panggilan Fred pun tak ku hiraukan.

Tunggu, .. aku salah orang ya?

"Ku fikir kau lupa wajahku lagi.  Kemari gadis muda."

Aku tertawa, sangat keras sampai sampai Madam Pomfrey datang dan menjewer telingaku sambil menyuruhku diam.

"Sampai kau berisik untuk terakhir kalinya! Aku tak mengizinkanmu masuk kemari, sekalipun badanmu terbelah!"

Ow, sangat tidak ramah. Ck ck ck. Lagipula jika badanku terbelah, aku tak akan kemari tentu.

Aku kesal sebenarnya dengan Madam Pomfrey, tapi aku lapar. Jadi aku tak tau harus menunjukkan ekspresi apa.

"Kenapa diam saja hm?" Fredie terlihat tidak begitu buruk sebenarnya. Cuma ada beberapa bekas luka yag sebenarnya tidak begitu terlihat.

"Aku lapar, bagaimana keadaanmu?"

Fredie mengangkat kedua tangannya, "Well, tak seburuk itu sebenarnya. Tak perlu khawatir Eve."

Aku mengendikkan bahu, lagipula sepertinya dia benar benar baik. Madam Pomfrey walaupun menyebalkan, aku percaya dia bisa menyembuhkan luka sejenis ini.

Aku mengusap puncak kepala Fred pelan, "Cepat sembuh Fredie, keonaran tidak bisa ditunda terlalu lama." Fredie tersenyum ke arahku, tanpa sadar aku jadi ikut tersenyum. Aku bertanya tanya, kami tersenyum untuk apa?