#10

831 131 26
                                    

Don't forget to vote and comment!
.
.
.

[Word : 2467]

...***...

Bukan perkara mudah meluluhkan hati Mr. Wlilliams demi meraih izinnya. Sangat sulit. Bahkan Jeane selaku anaknya mengakui hal itu.

Jadi saat hari itu Fred mengatakan kalau ia melamar Jeane dengan seizin ayahnya, Jeane sedikit tak percaya.

Tapi setiap keraguan Jeane telah sirna sekarang. Ia duduk di perapian asrama sambil tertawa bersama ayahnya. Ayahnya menghubunginya lewat perapian baru saja.

"Ayah aku tau keluarga kita gila, tapi menguji calon menantu dengan duel. Wicked!!"

Arnold Williams - kepala keluarga dari keluarga yang mendapat labelling keluarga gila - hanya tertawa mendengar celetukan putrinya.

Sebenarnya sosok Arnold Williams tidak lah kejam seperti yang Jeane sering ceritakan. Ia hanya tegas dan sedikit kaku, mengingat ia membesarkan Jeane dan Kakak laki laki Jeane - Edmund Ronald Williams - sendirian.

"Well, ayah rasa duel penyihir tidak begitu buruk. Kekasihmu itu lumayan juga saat melawan kakakmu."

Fred di sofa hanya menggaruk tengkuknya malu, ia jadi agak sungkan dengan Arnold.

- Flashback -

Fred memegang secarik alamat di tangannya, ia memastikan alamat itu berkali kali.

Sebenarnya Fred sudah cukup sering ke dunia muggle, salah satu pengalamannya yang menyenangkan saat ke dunia muggle adalah ketika menyelamatkan Harry yang dikurung oleh paman dan bibi nya. Ia jadi terkekeh sendiri saat mengingat waktu itu.

Kalau ditanya apakah Fred sudah pernah mengunjungi rumah Jeane atau belum, Fred dengan lantang akan menjawab belum. Ini agak bodoh sebenarnya, tapi memang ia tak pernah sekalipun datang ke kediaman Williams.

Dan sekarang saatnya, ia berdiri gugup di depan pagar rumah minimalis bergaya eropa modern. Hampir mirip seperti rumah muggle pada umumnya, dibanding dengan rumah keluarga penyihir. Menarik.

"Kau yakin tempatnya disini Fredie?"

Fred mengangguk sangat yakin. Sebenarnya tidak butuh usaha banyak untuk mendapatkan alamat rumah Jeane. Arthur Weasley dengan senang hati memberikan alamat rumah keluarga Williams begitu tau maksud anaknya yang mulia itu.

Tentu saja Molly dan Arthur berteriak kegirangan. 1 dari 6 putranya - akhirnya memiliki keseriusan dalam satu hubungan.

Fred menarik nafas pelan mengurangi gugupnya, duh.. kalau tau begini ia mengajak Ayahnya saja sekalian. Tapi tidak, apa kata Mr. Williams nanti. Ia harus pemberani. Ia dari Gryffindor! Tidak ada sejarahnya Gryffindor pengecut!

"Kau siap Fredie?" Fred mengangguk yakin.

"Sangat siap."

George terkekeh pelan dan memencet bel disamping pagar. Arthur sudah memperingatkan mereka untuk tidak sembarangan masuk ke rumah Williams karena bisa saja mereka menebar ranjau untuk penyihir. Itulah kenapa mereka memilih memencet bel layaknya muggle.

Speaker kecil disamping bel tak lama berbunyi, si kembar saling berpandangan. Mereka mendapatkan respon!

"Selamat pagi, dengan keluarga Williams disini. Siapa disana?"

Si kembar saling bertatapan dan berbisik bisik, "Hey Fredie, bagaimana cara menggunakan benda ini?"

"Tunggu sebentar.." Fred diam sejenak, berusaha mengingat ingat materi materi telaah muggle yang telah ia dapatkan selama ini, baik dari Hogwarts ataupun cekokan ilmu cuma cuma dari ayahnya.

CONNECT || Fred × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang