Euphoria

39 8 1
                                    

by : Naarina ( cloverfae01_ )

✨ happy reading ✨

***

Apa definisi bahagia versi seorang Kpopers?

Tentu sebagian besar dari mereka akan menjawab, "Bisa bertemu dengan bias setidaknya satu kali dalam hidupnya."

Sama halnya dengan gadis yang tengah asyik berceloteh sendiri di dalam sebuah kamar bernuansa purple yang sudah ia kunci sebelumnya. Alasannya, agar tak ada yang berani mengganggu rutinitas yang dilakukan.

"Hari ini sangat indah, kau tahu?" Gadis itu mulai bercerita. Tak ada sahutan apapun.

"Ah ... aku sungguh bahagia. Akan kuceritakan semuanya padamu, kuharap kau mau mendengarnya."

"Oh? Kau 'kan memang selalu mendengarkanku, bukan? Ya ... ya, aku memang cerewet jika kau berpikir seperti itu."

Dengan ditemani lagu 'Euphoria - Jungkook' membuat gadis itu semakin terhanyut suasana.

"Tapi, kau tahu? Itu semua karena kau. Apa? Kau mau mengelak?
Gadis itu pura-pura mencabik bibirnya kesal.

"Tak apa. Karena kau juga, aku dapat merasa bangga dengan gelar 'Jomblo' yang membuat orang di luaran sana terlihat menyedihkan. Setidaknya aku mempunyai kau untuk dipamerkan kepada teman-temanku."

Dia tersenyum, seolah menjadi manusia paling bahagia di planet ini.
"Ah ... aku tak menyangka, kita bisa menjalin hubungan cukup lama walaupun tanpa adanya pertemuan."

Gadis itu menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga sebelum kembali berbicara.
"Oppa ... tunggulah, aku akan menemuimu!" seru gadis mungil berambut sebahu. Memeluk poster foto bergambar idol terkenal dari group band BTS, Jeon Jungkook.
Dipeluknya erat seolah tak ingin bias-nya kabur. Dia memejamkan mata, sembari membayangkan wujud aslinya yang ia peluk.

"Hena! Ayo turun dulu!"

Gadis yang dipanggil Hena itu terkejut ketika ada orang yang mengetuk pintu. Dirinya memang tidak pernah suka jika ada yang mengganggunya ketika sedang berkencan dengan pacarnya, meskipun itu dalam bentuk khayalan.

"Omo! Siapakah itu?"

Hena terlihat sangat kesal. Dia beringsut lemas,  berniat bangkit untuk membukakan pintu yang terus diketok dari luar.

Tetapi sebelumnya, dia meminta ijin terlebih dahulu.

"Oppa, mianhaeyo ... ada yang mengganggu waktu kita. Aku harus membukakan pintu terlebih dahulu, aku akan segera kembali."
Dipeluknya sekali lagi.

Adegan mellow itu terpaksa berhenti ketika ketokan pintu semakin keras.
"Dadah, Oppa!" ujarnya sebelum benar-benar berdiri.

Dia memberi flying kiss pada poster itu sembari berjalan mundur ke arah pintu. Adegan tersebut baru berhenti ketika punggung Hena terbentur gagang pintu.

"Aigo! Sejak kapan gagang pintu disini?!

Sembari mengusap-usap punggungnya yang terasa nyeri, tangan yang satunya perlahan membuka pintu.

Cerpen By IKWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang