#22 - Keteguhan Perasaan (Final)

3.6K 334 29
                                    

SHADING FATE

22

Keteguhan Perasaan (Final)

.

.

"Mr. Uchiha, aku ... ingin mengundurkan diri."

Sasuke menegakkan tubuhnya. Sorot matanya penuh ketidakpercayaan saat menatap kekasihnya.

"Kau pasti bercanda, 'kan? Apa aku membuat kesalahan? Apa kau marah padaku?" tanyanya beruntun.

Hinata menggelengkan kepalanya. Ketenangan masih menguasai dirinya. "Aku tidak marah. Kau juga tidak membuat kesalahan."

"Lalu kenapa?"

Hinata merapikan dasi Sasuke yang mengendur. Pria itu hanya diam menerima perlakuannya.

"Katakan apa alasanmu, Hinata," ujar Sasuke lagi.

Hinata menatap mata Sasuke. "Bukan masalah itu," katanya. Ia mendesah dan kembali berbicara, "Semua orang tahu kalau kita berpacaran dan aku senang mereka berhenti menggunjing kita. Tapi, kupikir memang lebih baik jika kita tidak berada di satu perusahaan yang sama."

"Tapi kenapa tiba-tiba?"

"Aku mendengar semuanya," kata Hinata.

"Apa maksudmu?"

"Pembicaraanmu dengan para direksi di hotel waktu itu. Aku mendengarnya. Dan kupikir mereka ada benarnya. Kalau aku tetap di sini, orang-orang akan memandangku sebagai pacarmu, bukan sebagai sekretarismu. Dan aku tidak ingin orang-orang meragukanmu, Sasuke. Aku tahu kau sudah bekerja sangat keras untuk U-star. Karenanya, aku tidak ingin keberadaanku memengaruhi keputusanmu."

"Itu tidak benar, Hinata. Aku sudah berjanji pada mereka. Aku akan tetap bekerja secara profesional di U-star."

"Aku tahu. Tapi aku tetap ingin berhenti."

Sasuke terdiam. Dia kehilangan kata-kata untuk mencegah kekasihnya. Meski tidak rela, tetapi ia mengerti alasannya. Dia mendesah kasar dan menutup wajahnya dengan tangan.

"Ini terlalu tiba-tiba. Aku bahkan baru bisa mengatasi segalanya. Tapi kau justru ...."

"Maafkan aku." Hinata bergumam.

"Aku pasti sangat merindukanmu. Kau mungkin pacarku, tapi kau juga bekerja dengan sangat baik, Hinata. Tidak ada alasan bagimu untuk mengundurkan diri."

Hinata mengulas senyum kecil. Ini juga keputusan yang tidak mudah. Tapi dia tidak bisa membiarkan Sasuke berada di posisi sulit jika kedepannya hubungan mereka memberikan dampak pada kinerjanya.

"Kita masih bisa saling bertemu. Kita tidak putus, oke. Aku mungkin juga akan mengganggumu untuk mengingatkanmu makan siang."

Sasuke tertawa pelan. Butuh waktu delapan tahun untuk mereka bertemu lagi. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Hinata di kantornya dan sekarang ia akan kehilangan pemandangan itu.

"Apa kau sudah benar-benar yakin?" tanyanya memastikan.

Hinata mengangguk. Meski ada setitik keraguan, namun ia memaksa untuk memantapkan pilihannya. "Ya, aku yakin," jawabnya.

"Baiklah. Aku tidak bisa mencegahmu."

"Terima kasih. Aku akan memberikan surat pengunduran diriku besok."

Sasuke kembali mendesah. Sangat terlihat jelas ada ketidakrelaan di sana. Tapi ketika Hinata menggenggam tangannya, kesedihan itu perlahan menguap.

SHADING FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang