#18 - Kenyataan

2.4K 359 48
                                    

SHADING FATE

18

Kenyataan

Jam makan siang sudah lewat sepuluh menit, tapi Hinata masih bertahan di meja kerjanya. Dia harus menyelesaikan beberapa dokumen yang akan dilampirkan dalam proposal rencana inagurasi U-Star bulan depan.

Karena hal itu, ia menolak ajakan makan siang bersama Ino dan Karin. Bahkan Alex pun juga mendapatkan jawaban yang sama. Dia harus menyelesaikan semuanya sementara Sasuke pergi ke kantor pusat Uchiha corp untuk membahas acara inagurasi.

Suara mesin printer menjadi satu-satunya kebisingan di lantai 23. Semua orang tengah pergi menikmati makan siang lezat dan juga berbagi gosip.

Hinata mungkin iri, tetapi dia harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah dimandatkan padanya.

Sementara Hinata sedang menyusun lembaran-lembaran dokumen itu sesuai urutannya, Sakura muncul dari dalam lift. Setelah keluar, dia melepaskan kacamata hitamnya dan menyimpannya di dalam tas. Saat berjalan, sepatu hak tingginya bergema di sepanjang lorong.

Sakura tampak cantik seperti biasa. Langkahnya mantap dan matanya tak lepas dari sosok yang sudah merebut perhatian tunangannya. Dia bahkan mendecih saat Hinata masih tampak sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak menyadari kehadirannya.

"Apa kau terlalu sibuk mengurusi Sasuke hingga kau baru bisa bekerja di saat dia tidak ada?"

Nada cibiran yang ketus itu membuat Hinata terpaku. Dengan cepat, dia mendongak dan matanya bertemu tatapan sengit dari Haruno Sakura.

Kenapa ada dia di sini? Hinata bertanya dalam hati.

"Kenapa diam? Aku benar, ya?"

Saat itu, Hinata benar-benar tersadar. Ekspresi bingungnya berganti dengan raut tidak nyaman. Dan hal itu membuat kekesalan Sakura semakin mencuat.

"Jika Anda sudah tahu bahwa Mr. Uchiha sedang tidak ada, jadi alasan apa yang membuat Anda datang kemari?" tanya Hinata tanpa basa-basi. Suaranya terdengar tenang.

"Apa begitu caramu menyambut tamu?" Sakura menyindir.

"Maaf," kata Hinata. Ia merasa enggan untuk berdebat dan memancing keributan.

Sakura mendengkus. Tatapan sinisnya masih belum luntur saat ia berkata, "Aku ingin bicara denganmu. Dan jika kau menebak ini ada hubungannya dengan Sasuke, maka kau benar. Aku tidak suka berbasa-basi. Jadi cepat!" katanya seraya berbalik.

Hinata masih bergeming untuk beberapa saat. Sebenarnya ia enggan mengikuti wanita itu dan dia punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi, mungkin dia juga punya beberapa hal yang ingin dikatakan pada Sakura. Maka, Hinata segera mengambil tasnya lalu beranjak dari meja kerjanya.

.

.

.

Sakura memilih Starbucks sebagai tempat untuk berbicara dengan Hinata. Mereka duduk saling berhadapan di salah satu meja yang berada dekat dengan jendela.

Aroma gurih cappucino yang masih panas menguar di udara. Itu adalah pesanan Sakura. Sedangkan Hinata memilih americano dingin untuk menyejukkan tenggorokannya yang kering.

SHADING FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang