"ayah! ibu! mark pulanggg!"
mark menghampiri kedua orangtuanya yang saat ini sedang duduk disofa ruang keluarga.
"mark sudah makan?" tanya sang ibu.
"belum bu, tadi mark belum sempat makan siang karena banyak pekerjaan yang menumpuk." keluh mark sambil mendudukan dirinya diantara ibu dan ayahnya.
"ibu sudah memasak makanan kesukaanmu, kamu ganti baju terlebih dahulu setelahnya susul ibu ke ruang makan ya?"
"baik ibuku tersayang!"
mark beranjak menuju kamarnya meyisakan tatapan sendu dari kedua mata orangtuanya.
"mas? bagamana kalau mark menolak?"
yang ditanya hanya menghela nafas, "kita serahkan semua keputusannya kepada mark karena mau bagaimana pun juga mark yang turut andil paling besar disini."
"aku harap mark tidak menyesal apapun keputusannya."
"semoga."
.
.
.mark kembali ke ruang makan dengan pakaian yang lebih santai, mengambil tempat duduk disamping ibunya.
"ayah tumben sekali sudah pulang jam segini?"
"iya, karena ada yang ingin ayah bicarakan padamu mark."
mark bergidik ngeri, tidak biasanya ayahnya akan berbicara serius seperti ini. kalau sudah seperti ini tandanya memang ada hal penting yang akan disampaikan.
"kita bicara setelah makan."
mark hanya mengangguk patuh. makan siang kali ini sedikit lebih hening dari biasanya, hal tersebut juga menjadi tanda tanya besar bagi mark.
'apa pembicaraannya sepenting itu sampai-sampai ayah dan ibu menjadi pendiam seperti ini?'
makan siang yang sedikit terlambat itu telah selesai, tuan lee menatap satu-satunya putra mereka.
"mark." panggil sang ayah.
"iya ayah?" jawab mark. fokusnya kini sepenuhnya menghadap sang ayah.
"ayah tau mungkin ini terlalu mendadak bagimu. tapi... tadi pagi ada laki-laki yang datang kerumah untuk melamarmu."
"apa?!"
"ia sangat menyukaimu, maka dari itu ia meminta langsung kepada ayah dan ibu untuk menjadikamu sebagai suaminya." lanjut ayah.
"t—tapi s—siapa?" tanya mark terbata.
"dia anak dari pemilik tempat ayah bekerja. yukhei, wong yukhei namanya."
"bagaimana bisa?! bahkan aku dan dia tidak pernah bertemu?! kenapa dia secara tiba-tiba mengatakan sangat menyukaiku dan menginginkan aku menjadi suaminya?!"
mark kalut secara tidak sadar membentak kedua orangtuanya. tapi siapa yang tidak kaget dengan hal ini? dan siapa pula yang tak mengenal wong yukhei? atlet basket nasional yang wajahnya sudah beredar diberbagai tv dan majalah bersama rekan atletnya? bukan hanya itu saja wong yukhei adalah anak dari pemilik dari perusahaan dibidang otomotif.
bagaimana bisa seorang wong yukhei yang sangat amat kaya, tampan mendekati sempurna ingin menikahi mark lee yang hanya seorang guru tk dan anak dari seorang supir pribadi?
apa stok perempuan cantik dan laki-laki manis di dunia ini sudah hampir punah?
"yukhei sering melihatmu di sekolah tempatmu mengajar setiap ia menjemput sepupunya mark, dari sana lah ia menyukaimu."
mark memijat pelipisnya. pusing, bingung, marah dan tidak percaya akan semua perkataan sang ayah. niat hati pulang kerumah ingin beristirahat tapi apa daya semua hanya angan-angan, justru kejadian ini tambah membuat dirinya pening bukan main.
"besok siang yukhei akan kemari, kau bisa memutuskan akan menerima atau menolakknya."
"iya ayah. kalau begitu mark ke kamar, ingin beristirahat."
dikamar bukannya beristirahat tetapi ia sibuk memikirkan kejadian hari ini.
pertanyaannya kenapa harus dirinya? dari sekian banyaknya orang kenapa yukhei memilihnya? kenapa sikap orang kaya itu aneh-aneh sekali sih? apa yang yukhei inginkan darinya?
lama dalam pikirannya membuat mata mark secara perlahan memberat dan akhirnya terlelap.
.
.
.mark terbangun dari tidurnya, diliriknya jam weker diatas nakas samping tidurnya.
20.39
ternyata cukup lama dirinya tertidur, dengan keadaan tenggorokan yang kering. mark bangkit dari tidurnya menuju dapur untuk mengambil segelas air.
tapi perjalanan menuju dapur terhenti ketika dilihat orangtuanya duduk bersebelahan disofa ruang tamu dengan posisi membelakangi keberadaan mark. ingin menegur tetapi ia urungkan setelah mendengar kalimat yang terlontar dari mulut ibunya.
"mas, apa tidak bisa dengan cara yang lain? mark bahkan baru setahun menjadi guru yang ia cita-citakan selama ini. ia masih terlalu muda, ia anak kita satu-satunya mas hiks..."
ibunya menangis yang langsung direngkuh oleh ayahnya.
"maafkan mas, mas sudah mencoba bernegoisasi tapi tetap saja tuan muda kekeuh dengan keinginannya. ini—ini memang salah mas juga, seandainya mas mempunyai tabungan lebih untuk kebutuhan kita mas tidak mungkin berhutang sebanyak itu dengan tuan muda."
mark terpaku ditempat, ia melihat ayahnya juga menangis dalam pelukan. jadi selama ini ayahnya mempunyai hutang yang banyak? kenapa ia tidak tahu?
mark memutuskan untuk kembali ke kamarnya menghiraukan kering ditenggorokannya yang membutuhkan air itu.
mark tidak tahu harus bagaimana.
***
buat cerita baru lagi dengan cast lumark hehehe mumpung ada ide jadi dituang disini deh tp keknya bakal klasik bgt lah ya ceritanya.
judulnya terinspirasi dari lagunya mahen-luka yang kurindu

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wound I Miss [Lumark]
FanficHanya sebuah cerita tentang nasib anak laki-laki biasa yang dipersunting oleh seseorang yang kaya raya. bxb Dom! Lucas Sub! Mark M-preg start : 07/02/21