004

3.4K 459 66
                                    

saat pagi menjelang mark terbangun seorang diri, tidak menemukan lucas disampingnya.

setelah merapihkan tempat tidur dan mencuci muka, ia turun untuk membuat sarapan.

"selamat pagi tuan mark." sapa kepala pelayan keluarga wong, bibi kim.

"s—selamat pagi, bi." sapa mark kikuk, merasa asing dengan sebutan barunya.

"bi, panggil saja aku mark tidak perlu memanggilku tuan."

bibi kim menggeleng pertanda tidak setuju,"tidak bisa tuan, ini adalah sebagai tanda kehormatan kami kepada keluarga wong."

'bahkan aku belum secara resmi menjadi anggota wong' batin mark.

"ada yang bisa saya bantu tuan mark?"

"aku ingin membuat sarapan."

"tuan ingin sarapan? baik kami akan siapkan sarapan untuk tuan sekarang."

"tidak, aku ingin membuat sarapan untuk keluarga wong."

"tapi—"

"bibi aku mohon, biarkan aku yang membuat sarapan kali ini." mohon mark.

melihat tatapan memohon mark seperti itu secara terpaksa bibi kim mengiyakan permintaan tuan barunya.

"tapi biarkan ara dan hana membantu tuan membuat sarapan." ucap bibi kim yang mendapat anggukan dari mark.

mark sudah berada didapur melihat isi kulkas untuk memikirkan kira-kira apa yang akan ia buat untuk sarapan pagi ini.

"biasanya apa yang keluarga wong makan saat sarapan?" tanya mark pada salah satu diantara mereka.

"tuan johnny biasanya hanya sarapan dengan secangkir kopi, untuk tuan jaehyun salad buah, tuan lucas dan tuan haechan tidak pemilih mereka akan memakan sarapan apa yang sudah kami jadwalkan. tapi teruntuk tuan lucas setiap paginya harus disediakan jus stroberi."

mark mengangguk mengerti, setelah melihat isi kulkas tadi ia sudah memutuskan membuat sandwich untuk lucas dan haechan juga pancake untuk dirinya.

saat sibuk dengan kegiatannya, jaehyun datang menyapa mark dan para pelayan.

"pagi mark."

"pagi mama."

"eoh mark sedang membuat sarapan?" tanya jaehyun sekilas melihat aktifitas calon menantunya.

"iyaa ma." jawab mark tersenyum.

"lucas memang tidak salah memilih calon suami. ara, hana, bagaimana calon menantuku? idaman sekali bukan?" bangga jaehyun sekaligus memamerkan mark dihadapan para pelayannya.

"iya tuan, tuan mark sangat cocok sekali dengan tuan lucas dan menjadi sosok menantu idaman bagi tuan jaehyun dan tuan johnny." jawab ara tersenyum.

mark yang dipuji seperti itu tersipu malu, padahal ia hanya membuat sarapan sederhana yang sudah sering ia lakukan saat dirumah.

"sebentar lagi sarapan siap, mama tunggu saja ya diruang makan."

"iyaa, mama akan panggilkan papa juga dikamar."

selagi menunggu jaehyun memanggil johnny mark menata sarapan diatas meja yang masih dibantu oleh ara dan hana.

"sedang apa kau?" ketiganya menoleh ke arah sumber suara.

"menata sarapan seperti yang kau lihat." ucap mark acuh.

"kenapa tidak—"

"terima kasih ara, hana, telah membantuku. kalian bisa kembali ke pekerjaan lainnya." mark memotong ucapan lucas membuatnya berdecak merasa tak suka ucapannya dipotong begitu saja.

The Wound I Miss [Lumark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang