bohong kalau mark tidak memikirkan perkataan lucas semalam, sampai-sampai baekhyun menegurnya karena sibuk melamun.
tapi ia tak bisa terus seperti ini, ia harus fokus terhadap pekerjaannya. biarlah perkataan lucas tadi malam akan ia anggap angin lalu.
sekolah sudah lumayan sepi, biasanya mark akan langsung pulang menggunakan bus. tapi tidak mulai hari ini, ia akan diantar jemput oleh supir keluarga wong. tentu saja awalnya mark menolak tapi karena paksaan jaehyun akhirnya mark pun mengalah.
mark memilih untuk duduk disalah satu bangku didekat taman bermain sembari menunggu jemputan.
fokusnya teralihkan dari ponselnya sampai ada seorang anak kecil ikut duduk disebelahnya. sepertinya ini salah satu muridnya tapi mengapa ia belum pernah lihat sebelumnya?
"hei adik kecil, kenapa belum pulang?"
"menurut pak guru?"
mark tentu saja kaget akan jawaban yang didapatkannya, baru pertama kali ia mendengar nada ketus dari muridnya ini.
"menunggu jemputan ya? apa sudah coba hubungi orangtuamu?"
"baba dan mama sibuk."
ah... mark mengerti salah satu permasalahan anak orang kaya.
"lalu siapa yang menjemputmu?"
"paman yoon."
mark mengamati anak kecil disebelahnya ini. ia memiliki kulit putih pucat, mata yang sedikit sipit dan pipi yang merah merona alami.
selama pembicaraan mereka, anak ini tak sedikit pun menolehkan kepala menghadapnya. ia hanya memandang lurus kedepan dengan nada suara yang ketus.
"pak guru belum pernah melihatmu sebelumnya, jadi siapa namamu?"
"zhong chenle."
chenle? kenapa terdengar tidak asing?
"chenle murid baru disini?"
"tidak, aku baru pulang liburan dari china."
mark pun gemas dengan sikap chenle, ia tak biasa diacuhkan apalagi dengan anak kecil. dengan perlahan tangannya terangkat untuk mengelus surai hitam chenle.
"apa yang sedang pak guru lakukan?!"
chenle mendelik menatap mark, ia tak terbiasa diperlakukan seperti itu.
"mengelus kepalamu?"
"aku tidak suka!"
"kenapa tidak suka?"
"aku—aku tidak biasa diperlakukan seperti itu!"
mark meringis mendengarnya, ia merasa prihatin.
"chenle?"
"hmm."
"tatap lawan bicaramu saat sedang mengobrol, sayang."
mark menangkupkan tangannya pada kedua pipi chenle, mengarahkan kepalanya untuk bertatap langsung dengannya.
"kalau berbicara dengan orang yang lebih tua tidak boleh menggunakan nada yang ketus dan juga ini—
mark mengusap pelan dahi chenle yang sedari awal memperlihatkan kerutan.
—jangan mengerutkan dahimu ya? itu pertanda tidak sopan. kita harus bersikap sopan santun kepada sesama manusia."
perlahan kerutan didahi chenle mulai menghilang.
"nah kalau begini kan lele tambah manis."
"lele?"
"eum semacam panggilan sayang dari pak guru untuk chenle? tapi sepertinya chenle tidak suka ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wound I Miss [Lumark]
FanfictionHanya sebuah cerita tentang nasib anak laki-laki biasa yang dipersunting oleh seseorang yang kaya raya. bxb Dom! Lucas Sub! Mark M-preg start : 07/02/21