2. Kakak!

122 9 226
                                    

Zuma lalu menyalam bapak dan bundanya, dan dia memberikan bonus pelukan untuk ibunya yang sangat berjasa dalam hidupnya. Dan saat Zuma melihat adiknya...

Zuma: Dindaa!!

Skye: (sesikit gugup) ha-hai kak...

Zuma: (langsung memeluk erat adiknya) kakak kangen bangeeet!!

Hal yang aneh mulai terjadi, tubuh Skye mulai lemas, detak jantung tak karuan dan untuk pertama kalinya wajahnya mulai memerah. Tapi Skye berusaha untuk tidak mempedulikan semua kejanggalan itu dan bahkan memeluk balik kakaknya.

Skye: uhmm... kangen kakak juga... (memeluk balik) uhm.. kak.. uhk, aku susah bernafas...

Zuma: oh, maaf Dinda.. (melepas pelukannya)

Skye: (bernafas) huff.. huff...

San: Zuma, kau sudah makan?

Zuma: belum pah

Anisa: kalau begitu ayo kita makan dulu

Zuma & Skye: (kompak) okay! Eh?

Zuma dan Skye tak menyangka mereka bisa kompak, padahal baru bertemu setelah 14 tahun, bukan kebetulan. Akhirmya mereka pun memutuskan untuk makan di restoran di pusat kota karena semua makanan yang ada dibandara itu tergolong mahal. Maka merek pun naik taksi ke restoran Padang Sokalima. Ya, taksi.

Siro: (mengetuk-ngetuk speedometer)

Zuma: Dinda... sudah besar.. tambah cantik..

Skye: ehehh, terima kasih kak, kakak juga tambah ganteng

Zuma: .... (menatap adiknya)

Skye: ..... mmmm kak?

Zuma: eh iya?

Sebenarnya, Zuma sedang teringat masa-masa dulu, ketika Skye berusia 3 tahun dan dirinya sendiri masih 7 tahun, waktu itu mereka sangat dekat dan sering main bersama. Selaku kakak, Zuma meskipun masih kecil tapi dapat dipercaya untuk menjaga adiknya ketika orang tuanya tidak ada, sedangkan Skye selaku adik tidak rewel dan selalu menurut pada kakaknya. Hingga saat Zuma berangkat ke pamannya, Skye selalu menanyakan dimana kakaknya berada selama 4 hari berturut-turut.

Skye: kak! Kakak!

Zuma: (tersadar dari lamunan) eh! Iya?

Anisa: kok ngelamun Zuma?

Zuma: eh, iya bun

Berbeda dengan Skye yang memanggil orang tuanya dengan ayah-mama, Zuma memanggil kedua orang tuanya dengan bapak-bunda. Jafar berperan besar dalam hal ini.

San: kita sampai!

Mereka sampai di restoran Padang, supir dibayar pas dan mereka masuk ke dalam, duduk di kursi dan menunggu makanan datang.

Anisa: ... kamu baik-baik saja kan nak?

San: pengajaran Jafar kurang tegas?

Zuma: aku baik saja, paman Jafar mengajariku dengan baik..

Supri: (memvawakan makanan) silahkan...

San: ooh, ini dia Nasi Padangnya... jangan digoyang!

Setelah sekmen berdoa, mereka sekeluarga pun makan. Zuma melihat ayam milik adiknya telah sirna ditelan adiknya, bukan ditelan waktu. Karena merasa kelebihan, Zuma berniat memberikan salah satu dagingnya ke adiknya.

Zuma: dinda...

Skye: hm? Ye kak?

Zuma: (memegang garpu yang sudah ada Rendangnya) ayo, buka yang lebar

Hanya Bro..! (SkyeXChase tapi..)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang