PROLOG

1.2K 117 1
                                        

Haechan menatap tumpukan daun yang berguguran di dipinggiran trotoar, kedua kaki nya berjalan dengan perlahan di bawah langit sore musim gugur yang indah.

Ia selalu seperti ini, berjalan tanpa tujuan di sore hari, meluapkan semua kesedihan, kemarahan, kekecewaan dan kesepiannya. Memiliki keluarga yang tidak harmonis seperti kebanyakan orang merupakan faktor utama nya.

Ayah yang selalu menuntutnya menjadi orang lain, ibu yang tak pernah puas dengan kerja keras nya, mereka berdua selalu menimpali Haechan dengan alasan karena ia anak satu-satunya, yang berarti harus memenuhi harapan dari kedua orang tua nya.

"Aku selalu suka musim ini," Ujar Haechan pada pepohonan yang ia lewati.

Musim gugur memanglah musim favorit nya, karena di musim musim lain, berjalan kaki bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan.

Di musim panas ia akan kepanasan karena berjalan kaki, di musim dingin ia akan kedinginan, di musim semi akan banyak orang yang berjalan kaki di trotoar.

Itulah alasannya musim gugur menjadi musim favorit nya untuk berjalan-jalan sore seperti ini, udara yang sejuk, kosongnya trotoar, daun-daun yang berjatuhan, ini hal-hal yang bisa kita dapatkan ketika musim gugur tiba.

Kedua kaki Haechan terhenti didepan kursi jalanan yang kosong, sudah lebih dari satu jam ia berjalan kaki tanpa tujuan, ia butuh istirahat sejenak.

Tanpa menunggu lama Haechan langsung menduduki kursi kosong tersebut, kedua tangan nya ia masukan ke dalam kantong hoodie cream yang sedang ia pakai bersamaan dengan sweatpants panjang bewarna senada dengan hoodie nya.

Tak lama setelah nya datang seorang pria yang menghentikan langkah nya di depan kursi tempat Haechan terduduk.

"Boleh aku duduk di sebelah mu?" Ujar pria itu dengan nafas yang naik turun.

Haechan menatap ke kanan dan ke kiri, tidak ada kursi lain di sekitar nya, setelah itu dengan cepat Haechan menganggukkan kepala nya kepada pria tersebut.

Pria itu langsung terduduk di tempat kosong sebelah Haechan, keringat bercucuran di kening, leher, lengan serta kaki pria itu.

"Ia menggunakan baju tanpa lengan, celana pendek di atas lutut serta sepatu running di musim gugur, biar ku tebak, pasti ia sedang berolahraga sore," Batin Haechan sembari menatap pria tersebut yang sedang meneguk minuman isotonik nya.

"Ada apa? Mau minumanku?" Tanya pria itu setelah meneguk minumannya, ia sadar Haechan melirik nya.

"Tidak, terimakasih," Haechan tersenyum tak enak.

"Baiklah," Kata pria itu enteng.

Pria tersebut kembali berdiri, menatap Haechan sekilas sebelum berlari meninggalkan kursinya.

"Benar dugaan ku, ia sedang berolahraga sore," Ucap Haechan pada dirinya sendiri.

***

Haechan melangkahkan kaki menuju rumah keluarganya, terdapat banyak pepohonan di sekitar sana, mobil sedan berwarna cream milik Johnny sang kepala keluarga terparkir di pekarangan rumah yang di penuhi oleh daun-daun berguguran.

"Ayah sudah pulang?" Batin Haechan sembari menatap mobil yang terparkir di pekarangan rumah nya itu.

"Ayah pulang cepat hari ini," Ucap Johnny yang berdiri di depan pintu masuk rumah.

Dangerously // MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang