EMPAT

782 94 2
                                        

Haechan berjalan tanpa tujuan, entah kemana ia akan pergi, ia sendiri pun bingung, apakah ia langsung ke ruang tamu rumah Jeno saja? Ia ragu soal hal itu.

Ia menarik nafasnya sejenak kemudian menghempaskan nya, kemudian ia berjalan perlahan menuju pintu masuk rumah Jeno, namun seseorang menyikut nya dari samping.

"Tolong perhatikan langkah kaki mu," Ujar pria berambut hitam yang menyikut Haechan barusan.

"Aku sudah berjalan pada tempatnya, kau yang harus memperhatikan langkah kaki mu!" Haechan menatap orang tersebut.

"Sialan! Si primadona fakultas Teknik!" Batin Haechan.

"Apa kau bilang? Apa?" Pria itu pura-pura tak mendengar.

"Sudah buta sekarang tuli ya?" Haechan mengeluarkan seluruh kekesalan nya, sudah satu bulan belakangan ini ia memendam amarah nya terhadap pria di hadapan nya ini.

"Jaga mulut mu!" Pria itu mendorong pundak Haechan.

"Yak! Kau pikir aku takut pada mu?" Haechan maju tak gentar.

"Laki-laki pengecut, miskin, dan tidak berharga seperti mu ingin melawan ku?" Ujar Jaemin penuh penekanan.

"Na Jaemin! Cukup!" Teriak Jeno dari ambang pintu rumah nya.

Tanpa mereka sadari, mereka telah menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di pesta ini, bertengkar di tengah jalan, Jeno langsung berlari menuju Haechan dan Jaemin yang sedang bertengkar di jalan yang menghubungkan taman dan pintu utama rumahnya.

"Ada apa ini?" Tanya Jeno ketika sampai.

"Tidak ada apa-apa, lupakan saja dia, ayo kita masuk," Jaemin langsung mengaitkan tangan nya ke lengan Jeno.

"Haechan? Kau tidak apa apa?" Renjun bertanya usai diri nya berlari dari kejauhan melihat teman nya itu menjadi pusat kerumunan.

Haechan hanya mengangguk, pandangan Renjun beralih ke lengan milik Jeno yang sudah terkait oleh tangan Jaemin.

Jeno yang menyadari hal tersebut buru-buru melepaskan kaitan tangan Jaemin, dan menjaga jarak di antaranya.

"Baiklah semua cukup, fokus ke aktifitas kalian masing-masing sekarang! Enjoy the party ok!?" Teriak Jeno yang di sambut meriah oleh semua orang yang berada di sana.

"Ayo masuk, beberapa menit lagi game akan di mulai," Ujar Jeno kepada Haechan, Renjun, dan Jaemin.

"Aku dan Haechan tidak bisa ikut, kita harus pulang karena ada ujian praktikum besok pagi," Ujar Renjun.

"Syukurlah kalau begitu, biarkan saja mereka, ayo kita masuk," Jaemin menatap Jeno.

"Huang Renjun, ada apa dengan mu?" Jeno tidak menggubris Jaemin, ia malah mendekati Renjun.

"Tidak ada apa apa, aku hanya harus pulang," Ucap Renjun.

"Tolonglah, ikutlah dengan ku ke dalam," Jeno memohon.

"Biarkan saja dia, ayo kita nikmati pesta ulang tahun mu ini Lee Jeno," Ujar Jaemin dari belakang.

"Benar apa katanya, kau harus menikmati malam spesial mu ini," Renjun berusaha tersenyum.

"Yak! Apa-apaan kau Huang Renjun! Kita tidak akan pulang, kita akan bermain dan menikmati malam ini, Kau! Aku! Dan Lee Jeno!" Haechan berteriak penuh penekanan, ia tidak ingin Renjun kalah dari Jaemin.

"Kau dengar apa kata Haechan kan? Ayolah Renjun," Jeno kini memegang kedua tangan Renjun.

Jaemin yang melihat hal tersebut langsung mengepalkan kedua tangan nya, amarah mulai mengalir dalam darahnya sekarang.

Dangerously // MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang