SEMBILAN

533 55 5
                                        

Jeno, Renjun, Jaemin dan Yangyang terduduk di salah satu meja restoran ayam yang dekat dengan kampus mereka.

"Baiklah, kau ingin makan apa," Jaemin tersenyum lebar menatap Jeno yang terduduk di sebelahnya.

"Aku? Sebentar," Jeno menyibukkan diri dengan melihat-lihat menu yang berada di mejanya.

Renjun yang terduduk di hadapan Jeno serta Yangyang disebelahnya yang berhadapan langsung dengan Jaemin hanya terdiam seakan kebingungan ingin melakukan apa.

"Aku yang traktir hari ini, pilihlah menu makan siang kalian sebebasnya, aku sendiri ingin satu buket Dakgangjeong," ujar Jeno.

"Baiklah, aku juga ingin Dakgangjeong," Timpal Renjun.

"Yak! Kau tidak bisa mengikutinya!" Jaemin mendelik.

"Baiklah Dakgangjeong tiga buket, karena aku juga ingin Dakgangjeong, akan ku pesankan," Yangyang bangkit dari kursinya.

"Yak! Yang benar saja!" Jaemin menatap Yangyang.

"Ada apa?" Yangyang menatap balik Jaemin dengan tatapan entengnya.

"Aku belum memesan," ujar Jaemin.

"Pesan saja sendiri," Yangyang pergi tak menghiraukan.

Jaemin tak terima atas perlakuan Yangyang, ia naik pitam, tanpa menunggu Jaemin bangkit dari kursi nya dan jalan menghampiri Yangyang dengan emosinya yang membara.

"Bagaimana bisa kau menjatuhkan hatinya," Jeno menatap Yangyang yang dikejar oleh Jaemin sembari menggelengkan kepala.

"Yangyang menyukai Jaemin ya?" Tanya Renjun polos ketika mendengar ucapan Jeno barusan.

Jeno menatap Renjun dalam-dalam, kemudian mengangguk, senyumannya kali ini sampai menghilangkan kedua matanya.

"Namun tingkahnya benar-benar tidak menunjukkan bahwa ia menyukainya," Renjun ikut menengok kearah Yang-yang dan Jaemin yang kini tengah bertengkar.

"Yangyang memang amat sangat buruk dalam hal ini," kata Jeno.

"Bagaimana denganmu? Siapa yang kau sukai?" Tanya Renjun.

"Kau kenal si anak manis yang memiliki suara dari surga itu? Aku menyukainya," Jawab Jeno.

"Anak manis yang memiliki suara surga?" Renjun berpikir keras.

"Huang Renjun namanya," kata Jeno lagi.

Deg! Jantung Renjun berdebar lebih kencang, wajahnya kini memerah, ia langsung menatap Jeno seakan tak percaya apa yang dikatakan olehnya.

"Tidak, kau tidak boleh bercanda tentang itu," Renjun buru-buru menggeleng.

"Tunggu sebentar," Jeno tak beropini melainkan hanya tersenyum dan mengambil satu sticky note dan pulpen, ia menulis sesuatu disana.

"Aku dan Renjun harus pergi duluan, kalian berdua bisa menikmati makanan kami, aku tetap membayar kok, uangnya ada di balik sticky note ini, sampai jumpa!" -Isi Tulisan Sticky Note.

"Ayo, ikut denganku," Jeno bangkit dari kursinya kemudian memberikan tangan kepada Renjun.

"Tapi makanan kita belum datang," ujar Renjun.

"Biarkan mereka yang memakannya, mereka butuh waktu berdua, begitu juga kita," Jeno tersenyum.

"B-Baiklah," Renjun bangkit dari kursinya, menggapai tangan Jeno yang kemudian menggenggam tangan kecilnya dengan amat lembut.

Keduanya berjalan menuju pintu keluar restoran dan meninggalkan Yangyang dan Jaemin yang masih bertengkar disana.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerously // MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang