LIMA

491 69 4
                                        

Semua orang yang berada di sana terkejut bukan kepalang mendengar kalimat yang Jeno keluarkan, sudah terlalu banyak kejutan yang mereka dapatkan malam ini dari sang game master.

"Yak! Yang benar saja!" Haechan membantah.

"Yak Lee Jeno! Jangan main main!" Mark ikut buka suara.

"Tenang tuan-tuan, lemari itu kosong kok, sudah lama tidak di isi," Jelas Jeno.

"Bukan itu masalahnya!" Haechan bangkit dari kursi nya.

"Ingat malam ini akulah game master nya," Jeno menyeringai

"Tidak, aku tidak mau," Haechan bersiap untuk meninggalkan ruangan itu.

"Sudah ku bilang, dia itu pengecut," Celetuk Jaemin.

Haechan menengok kearah Jaemin, ia mengepalkan kedua tangan nya, menarik nafas panjang sembari tersenyum.

"Tidak usah tersenyum seperti itu di hadapanku," Tukas Jaemin.

"Baiklah, aku Terima tantangan nya," Haechan tak menghiraukan dan langsung beralih pandang ke Jeno.

"Ingat, lima menit di dalam sana, jangan mencoba-coba keluar sebelum ku beri aba-aba," Perintah Jeno.

Haechan menatap Jeno dengan tatapan mautnya, namun betapa terkejut nya ia ketika Mark dengan cepat menarik tangan nya untuk segera berjalan ke pojok ruangan tempat lemari itu berada.

"Tunggu? Apa ini?" Haechan terkejut menyadari tangan nya di genggam oleh Mark.

Tanpa berpikir lama, Mark membuka pintu lemari dengan satu tangan nya, sedangkan tangan yang lain masih menggenggam tangan Haechan, sepersekian detik setelahnya mereka berdua masuk kemudian pintu lemari tertutup.

Kegelapan langsung menyergap keduanya, keheningan di dalam sana juga seolah menyergap mereka berdua dengan seketika.

"Bisa lepaskan tanganku?" Suara Haechan langsung memecah kesunyian.

Mark yang baru sadar sedari tadi tangan nya memegangi tangan milik Haechan langsung buru-buru melepaskan nya.

"Maaf," Ucap Mark buru-buru.

"Orang sepertimu bisa meminta maaf juga rupanya?" Tukas Haechan dalam kegelapan.

"Apa maksudmu?" Balas Mark mendekati tubuh Haechan.

Haechan yang bisa merasakan tubuh Mark buru-buru mundur sampai terpentok di bagian ujung lemari.

"Berhenti mendekati ku!" Haechan berusaha mengangkat kedua tangan untuk menahan tubuh Mark yang kian mendekat.

Dada bidang milik Mark kini bersentuhan langsung dengan kedua tangan Haechan yang berusaha memberi jarak diantara keduanya.

"Yak! Apa-apaan ini!" Gerutu Haechan.

"Diam lah," Perintah Mark.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Haechan.

"Kau ingin aku meminta maaf karena menabrak mu tempo hari di koridor kampus kan?" Kedua tangan Mark kini menempel dengan pojok lemari tempat Haechan terpojok.

Menempatkan Haechan yang terhimpit dalam dekapan Mark.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Tubuh Haechan mulai bergetar.

Dangerously // MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang