Gue ngga butuh itu. Karena gue bukan barang yang bisa di pilih. Sesimpel itu.
—agnfy.ni
Seorang lelaki melepaskan helm full facenya. Ia menyisir surai rambut kecoklatannya dengan jari-jari tangan.
Lelaki itu menoleh ke belakang, "udah?" Yang ditanya mengangguk. Mereka berdua turun dari motor dan berjalan beriringan dengan tangan yang saling menggenggam satu sama lain.
Menyusuri koridor sekolah. Banyak siswa siswi menatap mereka heran, iri, kagum, dan terposona.
"Jangan di dengerin," ucap lelaki tersebut, tatkala mendengar bisikan-bisikan yang kurang mengenakkan untuk di dengar.
"Kamu mau ke luang kepala sekolah dulu apa ngga usah?" tanya seorang gadis yang sedari tadi bersama sang lelaki. Renata.
Lelaki yang memakai tindik di telinga kanannya itu menggeleng pelan, "ngga usah."
Renata mengangguk, lagi. Sampailah mereka di depan pintu kelas bertuliskan XI IPA 1. Mendorong pintu pelan, seketika kelas yang tadinya ramai mulai hening.
Renata mengucapakan salam pelan, kemudian berlari ke arah tiga sahabatnya yang masih—bengong.
"Heyy!"
"WHAT! Ganteng banget!" histeris Anggi tanpa tau malu ia berjalan ke arah sosok lelaki yang masih berdiri diambang pintu. Tangannya terulur mengelus rahang tegas milik lelaki yang tak dikenalnya, jangan lupakan mata Anggi yang selalu mengerjap-erjap.
Lelaki itu menyentak tangan Anggi kasar
Setelahnya memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana, tangan kirinya membenarkan letak tas yang di sampirkan pada pundak lebarnya yang sandarable itu."Astaga!" Renata berjalan mendekat ke arah Anggi membantu Anggi untuk berdiri. "Lian kamu apa-apaan sih?"
"Renata sini!" Bukannya menjawab pertanyaan gadisnya, ia menarik tangan Renata lembut menuntunnya agar berdiri tepat di depannya.
"Ck, siapanya lo sih ta? Jahat banget!" sungut Anggi.
"Pacar." Singkat lelaki tersebut, menatap Anggi tajam kemudian mengalihkan pandangannya ke arah gadisnya.
Mengambil telapak tangan kanan Renata dan meletakannya di rahangnya. "Elus! Aku ngga mau ada yang megang aku selain kamu!"
—o0o—
"Mau pesan apa hm?" ujar Rian. Yah lelaki yang sedaritadi bersama Renata adalah Rian. Andrian Qixi Marxtadinata. Sahabat sekaligus cinta pertama Renata, Iki.
"Emm, bakso aja deh!" serunya. Rian mengangguk. Ia melangkah ke arah penjual kantin di stand bakso.
Setelah menunggu antrian yang cukup panjanh. Ia melangkahkan kakinya lagi ke arah tempat duduk Renata. Rahangnya mengeras ketika melihat gadisnya sedang bersama cowo lain.
"Siapa?" ujarnya datar ketika sudah berdiri di sisi kursi Renata.
"Eh, ini Al—"
"Gue Alvin, pacarnya Renata," potong Alvin yang tiba-tiba bicara.
"Oh." Rian mendudukkan dirinya di depan Renata dan Alvin.
"Kalo lo?" tanya Alvin berusaha seramah mungkin.
Rian menaikan sebelah alisnya, kemudian tersenyum smirk. "Penting buat lo tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU CADEL! [HIATUS]
Teen Fiction-THIS STORY IS ABOUT SLURRED GIRL- ••• Renata Khanza Az-Zahra. Gadis cadel yang berbeda pada umumnya. Gadis cadel yang dianggap mempunyai hidup sangat sempurna. Nyatanya ini membingungkan untuknya. Seorang gadis yang menginginkan 'sahabat' masa keci...